rotatesnake

rotatesnake
pantai BeduL,,,Banyuwangi city_

Sabtu, 30 Juni 2012

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. “S” UMUR 1 HARI DENGAN ASFIKSI SEDANG DI PAVILYUN ANGGREK RSUD SWADANA JOMBANG






BAB I
PENDAHULUAN


1.1          Latar Belakang
Pada saat ini angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi menurut survey demografi dan kesehatan di Indonesia tahun  1997 angka kematian perinatal 25/100.000 kelahiran hidup.
Trias klasik yang menyebabkan kematian perinatal adalah asphixia, infeksi dan hipotermi. Angka kejadian asphixia yang dialami oleh BBLR tidak bisa disepelekan begitu saja karena bahaya yang akan datang mengancam jiwa BBL.
Penyebab dari asphixia terdiri dari beberapa faktor antara lain faktor ibu (hipoxia, usia ibu, multigravida, gizi buruk, gangguan his, penyakit menahun), faktor janin (prematur, IUGR, gemeli, tali pusat menumbung, perdarahan intra cranial, kelainan kongenital), faktor placenta (solisio placenta, placenta previa, kelainan bentuk), faktor persalinan (partus lama dan partus dengan tindakan).
Maka dari itu penanganan yang tepat dan cepat sewaktu melahirkan dan sesudah melahirkan adalah penting. Tidak kalah pentingnya memperhatikan kondisi ibu dan janin selama kehamilan. Hal ini dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeliharaan antenatal yang sempurna sehingga perbaikan sedini mungkin dapat diusahakan.

1.2          Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan pola pikir ilmiah kedalam proses Asuhan Kebidanan Komprehensif menurut Helen Varney.
1.2.2        Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan ini dapat ditunjukkan setelah melakukan asuhan kebidanan sehingga dapat :
1.      Melakukan pengkajian pada bayi dengan asfiksi
2.      Mengidentifikasi masalah atau diagnosa pada bayi dengan asfiksi
3.      Mengidentifikasi masalah potensial
4.      Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan asfiksi
5.      Merencanakan tindakan yang dilakukan pada bayi dengan asfiksi
6.      Melaksanakan tindakan dari rencana yang telah dibuat
7.      Mengevaluasi pelaksanaan

1.3          Metode Pengumpulan Data
1.3.1        Wawancara
Pengambilan data melalui tanya jawab langsung dengan keluarga.
1.3.2        Observasi
Pengambilan data dengan melihat, memantau perkembangan keadaan Pasien
1.3.3        Dokumentasi
Pengambilan data dengan melihat buku status Pasien.
1.3.4        Studi Kepustakaan
Pengambilan data dari buku-buku litaratur.













BAB II
LANDASAN TEORI


2.1          Teori Asphixi
2.1.1        Definisi
Asphixia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Hal ini disebabkan karena hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir. (Prawiroharjo Sarwono, 1999 : 709).
2.1.2        Etiologi
a.       Faktor Ibu
-          Hipoksia ibu
-          Usia ibu (< 20 th / > 35 th)
-          Multigravida
-          Gizi ibu yang buruk
-          Gangguan his misalnya hipertensi / tetanus
-          Penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, jantung, dll
b.      Faktor Janin
-          Prematur
-          IUGR
-          Gemeli
-          Tali pusat menumbung
-          Perdarahan intrakranial
-          Kelainan kongenital seperti hernia, diafragmatika, atresia esofagus, hipoplasia, paru-paru, dll
c.       Faktor Placenta
-          Solusio placenta
-          Placenta previa
-          Kelainan bentuk placenta (placenta membranosa, placenta suksenturiata, placenta efuria, placenta bilabus / trilobus, dll)
d.      Faktor Persalinan
-          Partus lama
-          Partus dengan tindakan (vakum ekstraksi, forcep)
2.1.3        Tanda dan Gejala
1.      Pernafasan cuping hidung
2.      Pernafasan cepat > 60 x/mnt
3.      Nadi cepat 100 x/mnt
4.      Sianosis / pucat
5.      AS < 6
2.1.4        Patogenesis
Janin kekurangan O2
Kadar CO2 meningkat

Timbul rangsangan terhadap aesofagus

Detak jantung lemah

Kurang O2 terus berlangsung

Timbul rangsangan hilus simpatikus

Detak jantung cepat irreguler

Detak jantung menghilang
 
Merangsang usus

Meconium keluar

Meconium ada dalam cairan ketuban

Janin melakukan pernafasan intrauterin

Paru-paru banyak mengandung meconium

Bronkus tersumbat

Atelektasis

Janin lahir alveoli tidak berkembang
 
 


















2.1.5        Gambaran Klinis
Ada 2 macam
1.      Asphixia Livida (biru)
2.      Asphixia palida (putih)
Perbedaan
Asphixia Livida
Asphixia Palida
Warna kulit
Tonus otot
Reaksi rangsangan
Prognosis
Kebiru-biruan
Masih baik
Masih teratur
Lebih baik
Pucat
Kurang
Tidak teratur
Jelek

Tanda-tanda asphixia
-          Detak jantung > 160 x/mnt atau 120 x/mnt, irreguler
-          Adanya pengeluaran mekonium
2.1.6        Diagnosa
a.       Intra Utero
-          Detak jantung irreguler frekwensi > 160 x/mnt atau 120 x/mnt
-          Terdapat meconium dalam air ketuban
-          Amnioscopi pemeriksaan ph adalah janin
-          Ultra sonografi
b.      Extra utero
-          Bayi pucat dan kebiruan
-          Tidak bernafas (apnoe)
-          Bila ada perdarahan otak,  timbul gejala neurologi seperti kejang histakmus kurang atau tidak menangis.
2.1.7        Prognosis
Tergantung pada kurangnya O2 luasnya perdarahan intrakranial secara geris besar, perubahan yang terjadi pada asphixia adalah :
-          Menurunnya tekanan O2 srterial
-          Meningkatnya tekanan O2
-          Turun Ph darah yaitu < 7,2
-          Dipakainya simpanan glikogen tubuh untuk metabolisme anaerobik
-          Terjadinya perubahan fungsi sistem kardio vaskuler yang disebabkan oleh  :
Ÿ  Kerja jantung terganggu akibat dipakainya simpanan glikogen dalam jaringan jantung
Ÿ  Asidosis metabolisme yang mengganggu fungsi sel-sel jantung
Ÿ  Gangguan peredaran darah ke paru karena tetap tinggalnya palmoryt vaskuler resistence
-          Bila bayi dapat pulih kemungkinan menderita cacat mental seperti epilepsi
2.1.8        Penatalaksanaan
a.       Hindari forcep, versi dan ekstraksi pada panggul sempit dan pemberian pituitarin dosis tinggi
b.      Perbaiki keadaan umum ibu yang anemis
c.       Hindari pemberian obat bius dan jangan menunggu lama pada saat kala II.
2.1.9        Profilaksis
1.      Membersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan pengusapan muka menggunakan kasa steril
2.      Potong tali pusat dengan teknik septik aseptik
3.      Bila bayi tidak menangis
a.       Lakukan rangsangan taktil
b.      Bila tidak berhasil lakukan PTV (Ventilasi Tekanan Poitif)
4.      Pertahankan suhu tubuh normal
5.      Agar apgar skor pada menit ke – 5 sudah baik (7-10) lakukan perawatan selanjutnya
-          Pertahankan suhu tubuh bayi
-          Perawatan tali pusat
-          Pemberian ASI sedini mungkin
-          Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan
-          Memasang pakaian bayi
-          Memasang tanda pengenal dan gelang bayi
6.      Mengajarkan pada orang tua cara untuk :
-          Membersihkan jalan nafas
-          Meneteki dengan baik
-          Perawatan tali pusat
-          Memandikan bayi
-          Mengopservasi keadaan pernafasan bayi
7.      Menjelaskan akan pentingnya :
-          Pemberian ASI sedini mungkin sampai umur 6 bulan
-          Makanan bergizi pada ibu
-          Makanan tambahan bayi diatas 4 bulan
-          Mengikuti A - S pada menit ke 5 belum mencapai normal (7-10) rujuk ke RS
Penilaian Apgar Skor
Penilaian
0
1
2
Apperance / warna kulit
Biru pucat
Tubuh kemerahan extremitas biru
Seluruh tubuh kemerahan
Pulse / denyut nadi
Tidak ada
< 100 x/mnt
> 100 /mnt
Grimace / reaksi terhadap rangsangan
Tidak ada
Menyeringai
Bersin/batuk
Activity/tonus otot
Tidak ada
Ekstrimitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
Respiration/pernafasan
Tidak ada
Lemah/tidak teratur
Menangis kuat

Klasifikasi klinik asphixia
a.       Nilai Apgar 7-10 à bayi normal
b.      Nilai Apgar 4-6 à asphixia sedang
c.       Nilai Apgar 0-3 à Asphixia berat

Kategori penilaian
-          Pernafasan
Asphixia sedang à > 60 x/mnt
Asphixia berat à 0 (apnu) - < 40 x/mnt
-          Biru / sianosis
Asphixia sedang à biru disekitar mulut
Asphixia berat à biru sentral (lidah biru)

2.2          Askeb Teori
2.2.1     Pengkajian
A.    Data Subyektif
a.       Biodata
Nama, umur, no reg, nama orang tua, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat.
b.      Keluhan Utama
Keadaan bayi saat pengkajian (BB < 2500 gram) hipotermi, lemah, sesak.
c.       Riwayat Penyakit Sekarang
Dilahirkan usia kehamilan < 37 minggu, kehamilan tunggal atau kembar, penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya DM, PEB, Perdarahan PP, Nefritis Akut.
d.      Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit menahun atau menular seperti TBC, DM, Hipertensi.
e.       Riwayat Neonatal
Pre natal     :  Keadaan bayi ketika dalam kandungan, keadaan ibu saat hamil, keluhan selama hamil, pemeriksaan yang dilakukan.
Natal          :  Riwayat persalinan, umur kehamilan, keadaan saat lahir, yang menolong, berapa APGAR scorenya.
Post natal   :  Keadaan bayi setelah lahir, bagaimana tumbuh kembangnya.
f.       Riwayat Imunisasi
-          Apakah bayi sudah diimunisasi, jika sudah jenisnya apa saja.
-          Bayi belum boleh diimunisasi sampai BB bayi mencapai 2500 gram dan kondisi bayi stabil.
g.      Pola kebiasaan Sehari-hari
Bagaimana kebutuhan nutrisinya    ®  (ASI dan PASI)
Pola istirahat                                   ®  Lebih banyak tidur.
Pola eliminasi                                  ® BAB bagaimana, BAK bagaimana.
B.     Data Obyektif
a.       Kesadaran                :  Composmentis, apatis, samnolen.
b.      Keadaan umum        :  Baik / tidak.
c.       Tanda-tanda Vital    :  Nadi, suhu, pernafasan (Suhu < 37 °C pernafasan belum teratur)
d.      Pemeriksaan Fisik     :
Dilakukan dari ujung kepala sampai kaki, hasil pemeriksaan dicatat, data yang menunjang adalah : Lemak subcutan, lanugo banyak terutama pada dahi / pelipis.
e.       Pertumbuhan dan Perkembangan
Bagaimana reflek bayi dan indera bayi (reflek masih lemah / tidak).
-          Fisik             :  Kecil dan lemah.
-          Motorik       :  Pergerakan kurang aktif.
-          Vokalisasi    :  Menangis lemah.

2.2.2     Identifikasi Diagnosa / Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa / masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data yang telah dikumpulkan.
-        Gangguan keseimbangan suhu tubuh.
-        Resiko terjadinya infeksi.
2.2.3     Antisipasi Masalah Potensial
-        Potensial terjadi infeksi neonatus yang ditandai dengan ketuban mikonial.
2.2.4     Identifikasi Kebutuhan Segera
-          Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.
-          Perawatan tali pusat
2.2.5     Intervensi
Diagnosa     :   By Ny. “S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR asfiksia sedang
Tujuan         :   Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 30 detik sesak bisa berkurang dengan kriteria hasil
-          Tidak sesak
-          RR 40-60 x/mnt
-          Cyanosis (-)
-          Hypersalivasi (-)

Intervensi
1.      Lakukan pendekatan pada keluarga pasien
R/    Dengan pendekatan dengan keluarga akan terjalin kerjasama yang baik antara keluarga dan petugas kesehatan
2.      Posisikan bayi ekstensi
R/    Untuk melancarkan jalan nafas
3.      Bersihkan jalan nafas yang terdapat lendir
R/    Untuk melancarkan jalan nafas
4.      Berikan lampu pemanas
R/    Mencegah terjadinya hipotermi
5.      Lanjutkan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi dan O2
R/    Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan
6.      Observasi pernafasan tiap 4 jam sekali
R/    Untuk mengetahui perkembangan bayi
2.2.6     Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pemngeluaran dan perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan dapat terealisasi dengan baik apabila berdasarkan hakekat masalah, jenis tindakan atau pelaksanaan bisa dikerjakan oleh bidan itu sendiri, kolaborasi sesama tim / kesehatan lain dan rujukan dari profesi lain.

2.2.7     Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria, guna mengevaluasi untuk menyusun langkah baru asuhan kebidanan, menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam asuhan kebidanan, dalam hal ini menggunakan SOAP yaitu :
S   :  Data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pasien.
O   :  Data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan kita.
A   :  Pemeriksaan yang terdiri dari data S + O.
P   :  Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.












BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1        Pengkajian
MRS 7 November 2005       Jam 06.00
Nama          :   By. Ny. “S”                 Nama orang tua : Ny. ”S”
Umur          :   1 hari                           Umur                 : 18 tahun
Alamat       :   Mojoanyar Bareng      Pekerjaan           : IRT
                                                           Pendidikan        : SMP
                                                           Agama               : Islam
                                                           Alamat              : Mojoanyar Bareng
Tanggal pengkajian : 07 November 2005
3.1.1        Anamnase
-          Keluhan utama
Sesak dengan RR 52x/mnt, tangis lemah, hypersalivasi
-          Riwayat kesehatan sekarang
Bayi lahir Sc dengan Placenta previa totalis ketuban jernih AS 6-7
-          Riwayat kehamilan
GIP00000, ANC 7x, umur ibu waktu hamil (18 tahun, usia kehamilan 38 minggu / 9 bulan
-          Riwayat persalinan
P10001 hamil (38 minggu / 9 bulan, lahir sc dengan placenta previa totalis, ketuban jernih pada tanggal 6 November 05 jenis kelamin perempuan, AS 1 mnt pertama 6, 5 menit kedua 7
-          Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun suaminya tidak ada yang pernah menderita penyakit menular dan menahun sperti paru-paru, hepatitis, DM, darah tinggi, jantung dll, juga tidak ada keturunan kembar.


-          Riwayat neonatal
a.     Prenatal     :   Ini merupakan kehamilan pertama dengan usia kehamilan 38 minggu/9 bulan, ANC 7x di bidan mendapatkan tablet Fe, vit C dan kalk.
b.    Natal         :   Bayi perempuan lahir secara sc karena placenta previa totalis ditolong dokter, ketuban jernih, sesak (+), lemah, BB : 2340 gram, BB  46 cm, LD : 32 cm, LK = MO ; 35 cm, SOB : 31 cm.
c.     Post Natal :   Bayi lahir sc, tidak menangis, ketuban jernih, sesak (+) hypersalivaasi (+) AS 6-7
-          Riwayat imunisasi
Belum mendapatkan imunisasi
-          Pola kebiasaan sehari-hari
-        Pola nutrisi
Bayi masih puasa
-        Pola aktivitas
Bayi bergerak kurang aktif, graps reflek masih lemah
-        Pola istirahat
Bayi tidur ± 19-20 jam/hari
-        Pola eliminasi
Sejak lahir sampai hari ini bayi sudah BAB 5x warna hitam kehijauan konsistensi lembek, BAK 7x warna kuning jernih
3.1.2        Pemeriksaan
a.       Kesadaran : composmentis                       
Keadaan umum : lemah sekali
b.      TTV        N     : 124 x/mnt                          BB : 2340 g
                  RR   : 62 x/mnt                            TB : 46 cm
                  S      : 36,8 0C
c.       Pemeriksaan fisik
Kepala          : Bentuk bulat, rambut hitam, tidak ada lesi, tidak ada caput sucsadenium, tidak ada cepal hematum
Hidung         : Simetris, tidak ada sekret, terpasang 02 2l, terpasang sonde
Mata             : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelra putih
Telinga         : Simetris, bersih
Mulut&gigi  : Mukosa bibir lembab, reflek menghisap lemah, mulut bersih
Leher            : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada            : Simetris, pernafasan belum teratur tidak ada wheezing dan ronchi
Abdomen     : Tidak kembung, tali pusat belum kering, tidak ada luka
Punggung     : Simetris, tidak ada kelainan bentuk
Genetalia      : Bersih, labia mayor belum menutup labra minor
Eks. Atas      : Simetris, gerak masih lemah, tidak oedem, jari lengkap, reflek menggenggam (+) lemah, akral dingin, jari lengkap
Eks. Bawah  : Simetris, gerak masih lemah, tidak oedem, jari lengkap, reflek babinsky baik
Integumen /  : Kulit merah, tipis, tidak ada lanuga
kulit
d.      Pertumbuhan dan perkembangan
1.  Pertumbuhan
BB   :   2340 gr
PB   :   46 cm
LD   :   32 cm
LK   :   -    MO    : 35
            -    FO      : 32 cm
            -    SOB   : 31 cm
2.  Perkembangan
-          Indra penglihatan
Mata berkedip bila ada rangsangan
-          Indra pendengaran
Telinga bayi bisa mendengar suara keras
-          Indra peraba
Saat kulit bayi disentuh bayi bereaksi
-          Reflek bayi
Babinski (+)
Rooting (+)
Suckling (+) lemah
Swallowing (+) lemah
Leher (+)

3.2        Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Diagnosa            : By Ny. ”S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR Asfiksi sedang
Ds           : -
DO         :   -   Bayi sesak
                   -   Terpasang O2 pada hidung 2 l
                   -   BB : 2340 gram
                   -   TTV         S     : 36,80 C
                                       N    : 124 x/mnt
                                       RR : 62 x/mnt
                   -   Cyanocis (-)
                   -   Moro reflek (+)
                   -   Reflek menggenggam (+)
                   -   Rooting reflek lemah
                   -   Reflek menelan lemah
                   -   Reflek menghisap lemah

3.3        Antisipasi Masalah Potensial
-          Hipotermi
-          Resiko infeksi
-          RDS
-          Nutrisi