Kalau pernah memasuki
area PP Darul Ulum rejoso,peterongan Jombang pastinya semua sudah pernah melihat tulisan
diatas, apalagi yang setiap hari melewati jalan tersebut, tentunya sudah tidak
asing lagi kan dengan dinding berukir kata-kata indah tersebut.^^
Kita semua yakin ,tulisan
diatas bukan hanya sekedar sebagai
hiasan ataupun pajangan belaka, tapi tulisan tersebut juga sebagai pembelajaran
kepada semua orang baik yang tengah mengenyam pendidikan disana ataupun yang
sekedar numpang lewat. Dalam hal ini
kita bisa mengerti bahwa ilmu
tidak hanya didapat dari bangku sekolah saja, akan tetapi ilmu juga bisa kita
dapat dari tempat-tempat lain, seperti jalanan .
Tulisan yang diambil
dari QS Al Mujadalah ayat 11 ini menerangkan etika sopan santun ketika dalam
suatu majelis dan kedudukan orang yang beriman dengan orang yang berilmu
pengetahuan.
Dalam
buku pembelajaran Al-Quran Hadits (2007:5)dan Tafsir Al-Mishbah Volume 14
(2002:11), dijelaskan bahwa Surat Al-Mujadalah ini turun pada hari jum’at.
Ketika itu Rasul berada di satu tempat yang sempit (Shuffah) dan menjadi
kebiasaan bagi beliau memberikan tempat khusus buat para sahabat yang terlibat
dalam perang Badr, karena besarnya jasa mereka. Ketika majlis tengah
berlangsung datanglah beberapa orang sahabat yang mengikuti perang Badr.
Kemudian datang pula yang lainnya. Mereka yang baru datang memberi salam, dan
Rasulpun serta sahabat menjawab salam tersebut. Tapi mereka yang telah datang
lebih dahulu (yang sudah duduk) tidak bergeser sedikitpun dari tempat duduknya,
sehingga mereka yang baru datang berdiri terus. Maka Nabi SAW memerintahkan
kepada sahabat-sahabat yang lain yang tidak terlibat dalam perang Badr untuk
mengambil tempat lain agar para sahabat yang berjasa itu duduk di dekat Nabi
SAW. Perintah Nabi itu, mengecilkan hati mereka yang disuruh berdiri, dan ini
yang digunakan oleh kaum munafik untuk memecah belah dengan berkata : ”Katanya
Muhammad berlaku adil, tetapi ternyata tidak.” Nabi yang mendengar kritik itu
bersabda: ”Allah merahmati siapa yang memberi kelapangan bagi sandaranya.” Kaum
beriman menyambut tuntunan Nabi dan ayat di ataspun turun mengukuhkan perintah
dan sabda Nabi itu. Hal ini juga diperjelas dalam Asbabun nuzul (2001:549).
Apa yang dilakukan Rasul terhadap para sahabat dikenal juga dalam pergaulan internasional seperti istilah peraturan protokoler, dimana orang-orang terhormat memiliki tempat-tempat yang terhormat disamping Kepala Negara.
Apa yang dilakukan Rasul terhadap para sahabat dikenal juga dalam pergaulan internasional seperti istilah peraturan protokoler, dimana orang-orang terhormat memiliki tempat-tempat yang terhormat disamping Kepala Negara.
1.
Manfaat
beriman dan berilmu pengetahuan
Selanjutnya dalam ayat tersebut dijelaskan ” Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu, dan orang –orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Artinya ada orang yang akan diangkat derajatnya oleh Allah, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan, dengan bebrapa derajat.
Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana. Iman dan ilmu tersebut akan membuat orang mantap dan agung. Tentu saja yang dimaksud dengan ( ) / yang diberi pengetahuan. Ini berarti pada ayat tersebut membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar, yang pertama sekedar berimnan dan beramal saleh, dan yang kedua beriman dan beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajatrannya kepada pihak lain baik secara lisan, tulisan maupun dengan keteladanan. (Quraish Shihab 2002:79-80)
Kita bisa saksikan, orang-orang yang dapat menguasai dunia ini adalah orang-orang yang berilmu, mereka dengan mudah mengumpulkan harta benda, mempunyai kedudukan dan dihormati orang. Ini merupakan suatu pertanda bahwa Allah mengangkat derajatnya.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan jika ilmu tersebut dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat.. tetapi jika pengetahuan yang dimiliki tersebut hanya digunakan untuk mencelakakan atau membahayakan orang lain maka hal tersebut tidak dibenarkan.
Jadi antara iman dan ilmu harus selaras dan seimbang, sehingga kalau menajdi ulama, ia menjadi ulama yang berpengetahuan luas, kalau ia menjadi dokter, maka akan menajdi dokter yang yang beriman dan sebagainya.
Selanjutnya dalam ayat tersebut dijelaskan ” Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu, dan orang –orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Artinya ada orang yang akan diangkat derajatnya oleh Allah, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan, dengan bebrapa derajat.
Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana. Iman dan ilmu tersebut akan membuat orang mantap dan agung. Tentu saja yang dimaksud dengan ( ) / yang diberi pengetahuan. Ini berarti pada ayat tersebut membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar, yang pertama sekedar berimnan dan beramal saleh, dan yang kedua beriman dan beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajatrannya kepada pihak lain baik secara lisan, tulisan maupun dengan keteladanan. (Quraish Shihab 2002:79-80)
Kita bisa saksikan, orang-orang yang dapat menguasai dunia ini adalah orang-orang yang berilmu, mereka dengan mudah mengumpulkan harta benda, mempunyai kedudukan dan dihormati orang. Ini merupakan suatu pertanda bahwa Allah mengangkat derajatnya.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan jika ilmu tersebut dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat.. tetapi jika pengetahuan yang dimiliki tersebut hanya digunakan untuk mencelakakan atau membahayakan orang lain maka hal tersebut tidak dibenarkan.
Jadi antara iman dan ilmu harus selaras dan seimbang, sehingga kalau menajdi ulama, ia menjadi ulama yang berpengetahuan luas, kalau ia menjadi dokter, maka akan menajdi dokter yang yang beriman dan sebagainya.
2.
Etika
Dalam Majlis
Etika dalam majlis ini maksudnya adalah bahwasanya ketika berada dalam suatu majlis, hendaklah kita memberikan kelapangan tempat duduk bagi yang baru datang. Dalam buku pembelajaran Al-Quran Hadits dikatakan bahwasanya yang sempit itu bukanlah tempatnya melainkan hatinya. Tabiat manusia yang mementingkan diri sendiri, membuat enggan memberikan tempat kepada orang yang baru datang, jadi dalam hal ini hati sangat berperan.
Sabda Nabi :
Artinya : ” Janganlah seseorang menyuruh berdiri kepada orang lain dari tempat duduknya, akan tetapi lapangkanlah dan longgarkanlah.”
Etika dalam majlis ini maksudnya adalah bahwasanya ketika berada dalam suatu majlis, hendaklah kita memberikan kelapangan tempat duduk bagi yang baru datang. Dalam buku pembelajaran Al-Quran Hadits dikatakan bahwasanya yang sempit itu bukanlah tempatnya melainkan hatinya. Tabiat manusia yang mementingkan diri sendiri, membuat enggan memberikan tempat kepada orang yang baru datang, jadi dalam hal ini hati sangat berperan.
Sabda Nabi :
Artinya : ” Janganlah seseorang menyuruh berdiri kepada orang lain dari tempat duduknya, akan tetapi lapangkanlah dan longgarkanlah.”
3. Contoh semangat keilmuan
Adapun yang dapat dijadikan sebagai contoh dari semangat keilmuan adalah:
1) Rasulullah itu sendiri merupakan contoh teladan yang tidak mengenal lelah dalam mencari ilmu, Beliau senantiasa membaca dan menimba ilmu dari alam rasa dan yang semuanya bersumber dari Allah SWT.
2) Apabila ada suatu majlis maka bergabunglah karena pasti disana akan didapatkan suatu pengetahuan baru yang akan emnambah wawasan dan referensi sehingga kita dapat mengaplikasikan apa yang didapatkan. Seperti contoh sahabat Nabi yang pulang dari medan perang. Beliau tetap bergabung dalam majlis ilmu yang dilaksanakan oleh Nabi. Dalam dunia kita saat ini yaitu seringlah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak yang peduli dengan bidang-bidang keilmuan.
3) Ikutilah jejak para tokoh-tokoh agamawan, ilmuan, tokoh pemikir yang selalu berupaya untuk menciptakan iklim yang baru sehingga saat ini kita dapat menikmatinya dan dimasa mendatang.
Dari ketiga contoh diatas masih banyak lagi contoh-contoh yang lain yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi seperti kita
Adapun yang dapat dijadikan sebagai contoh dari semangat keilmuan adalah:
1) Rasulullah itu sendiri merupakan contoh teladan yang tidak mengenal lelah dalam mencari ilmu, Beliau senantiasa membaca dan menimba ilmu dari alam rasa dan yang semuanya bersumber dari Allah SWT.
2) Apabila ada suatu majlis maka bergabunglah karena pasti disana akan didapatkan suatu pengetahuan baru yang akan emnambah wawasan dan referensi sehingga kita dapat mengaplikasikan apa yang didapatkan. Seperti contoh sahabat Nabi yang pulang dari medan perang. Beliau tetap bergabung dalam majlis ilmu yang dilaksanakan oleh Nabi. Dalam dunia kita saat ini yaitu seringlah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak yang peduli dengan bidang-bidang keilmuan.
3) Ikutilah jejak para tokoh-tokoh agamawan, ilmuan, tokoh pemikir yang selalu berupaya untuk menciptakan iklim yang baru sehingga saat ini kita dapat menikmatinya dan dimasa mendatang.
Dari ketiga contoh diatas masih banyak lagi contoh-contoh yang lain yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi seperti kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar