ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY “S” P10001
POST PAARTUM HARI KE-3
DENGAN ENDOMETRITIS
Di BIDAN PRAKTEK
MANDIRI NY SUPRIH Amd.Keb
JOMBANG
Untuk
memenuhi tugas Askeb IV
Dosen
Pembimbing : SUNARTI SST
Disusun oleh :
Nur Alfi Abidah
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL
‘ULUM
JOMBANG
2011
TINJAUAN
TEORI
ENDOMETRITIS
A. PENGERTIAN
- Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994).
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari
rahim). (Manuaba, I.B. G., 1998).- Endometritis adalah suatu infeksi yag
terjadi di endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi
48 sampai 72 jam setelah melahirkan.
B. ETIOLOGI
Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea
terutama bila sebelumnya adariwayat koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban
yang lama. Penyebab lainnya dariendometritis adalah adanya tanda jaringan
plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan.(Taber, B. 1994).Menurut
Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah:-
Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.- Pecahnya ketuban
berlangsung lama.- Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai
pecahnya ketuban.- Teknik aseptik tidak dipatuhi.- Manipulasi intrauterus
(pengangkatan plasenta secara manual).- Trauma jaringan yang luas/luka
terbuka.- Kelahiran secara bedah.- Retensi fragmen plasenta/membran amnion
C. KLASIFIKASI
Menurut Wiknjosastro (2002),-
a. Endometritis
akuta
Terutama terjadi pada masa post partum / post abortum.Pada
endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9,
sehinggaendometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9.
Endometritis post abortumterutama terjadi pada abortus provokatus.Pada
endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada
pemeriksaanmikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti
polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang
paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan
partus.Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke
atas dan menyebabkanendometritis akut. Infeksi gonorea akan dibahas secara
khusus.Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke
miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke
parametrium, ketuban dan ovarium, dan ke peritoneum sekitarnya.
Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gejala
penyakit dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras,
keluar leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah sekitarnya nyeri
pada perabaan.Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam
uterus di luar partus atauabortus, seperti kerokan, memasukan radium ke dalam
uterus, memasukan IUD (intra uterinedevice) ke dalam uterus, dan
sebagainya.Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah
endometritis akut tetap berbatas pada endometrium, atau menjalar ke jaringan
di sekitarnya.Endometritis akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak
seberapa patogen padaumumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri,
dibantu dengan pelepasan lapisanfungsional dari endometrium pada waktu haid.
Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting adalah berusaha
mencegah, agar infeksi tidak menjalar.Gejalanya :
-Demam
-Lochea berbau : pada endometritis post abortum kadang-kadang keluar
flour yang purulent
-Lochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.
-Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak
nyeri
Terapi :
-Uterotonika.
-Istirahat, letak fowler.
-Antibiotika.
-Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus
carsinoma. Dapat diberiestrogen.-
b. Endometritis
kronika
Endometritis kronika tidak seberapa sering terdapat, oleh
karena itu infeksi yang tidak dalammasuknya pada miometrium, tidak dapat
mempertahankan diri, karena pelepasan lapisanfungsional darn endometrium pada
waktu haid. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma
dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu
jugaditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.Gejala-gejala klinis
endometritis kronika adalah leukorea dan menorargia.Pengobatan tergantung dari
penyebabnya.Endometritis kronis ditemukan:
1. Pada tuberkulosis.
2. Jika tertinggal sisa-sisa
abortus atau partus.
3. Jika terdapat korpus alineum
di kavum uteri
4. Pada polip uterus dengan
infeksi.
5. Pada tumor ganas uterus.
Pada salpingo ± oofaritis dan selulitis pelvik.Endometritis
tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus TB genital.
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel pada tengah-tengah
endometrium yang meradangmenahun.Pada abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal
dalam uterus terdapat desidua dan vilikorealis di tengah-tengah radang menahun
endometrium.Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus,
terdapat peradangan danorganisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan
darah, dan terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta.Endometritis
kronika yang lain umumnya akibat ineksi terus-menerus karena adanya benda
asingatau polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.
Gejalanya :
-Flour albus yang keluar dari ostium.
-Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.Terapi :
-Perlu dilakukan kuretase.
D. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan
virulensi kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir.
Kadang-kadang lokhea tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput
ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkankenaikan suhu
yang segera hilang setelah rintangan dibatasi. Uterus pada endometrium
agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Pada endometritis
yang tidak meluas penderita pada hari-hari pertama merasa kurang sehat dan
perut nyeri, mulai hari ke 3 suhumeningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi
dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun, dandalam kurang lebih satu minggu
keadaan sudah normal kembali, lokhea pada endometritis, biasanya bertambah
dan kadang-kadang berbau. Hal yang terakhir ini tidak boleh menimbulkananggapan
bahwa infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh
lokheayang sedikit dan tidak berbau.Gambaran klinik dari endometritis:
-nyeri abdomen bagian bawah.
-Mengeluarkan keputihan (leukorea).
-Kadang terjadi pendarahan.
Dapat terjadi penyebaran.
- Miometritis (pada otot rahim).
- Parametritis (sekitar rahim).
- Salpingitis (saluran otot).
- Ooforitis (indung telur).
- Pembentukan penahanan sehingga terjadi abses.(Manuaba, I. B. G.,
1998)
Menurut Varney, H (2001), tanda dan gejala endometritis meliputi:
- Takikardi 100-140 bpm.
- Suhu 30 ± 40 derajat celcius.
- Menggigil.-
- Nyeri tekan uterus yang meluas secara lateral.
- Peningkatan nyeri setelah melahirkan.
- Sub involusi.
- Distensi abdomen.
-Lokea sedikit dan tidak berbau/banyak, berbau busuk, mengandung
darah seropurulen.
- Awitan 3-5 hari pasca partum, kecuali jika disertai infeksi
streptococcus.
- Jumlah sel darah putih meningkat.
E. PATOFISIOLOGI
Kuman-kuman masuk endometrium, biasanya pada luka bekas insersio
plasenta, dan waktusingkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi
dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada
endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuandarah menjadi nekrosis
serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehatterdapat
lapisan terdiri atas lekosit-lekosit. Pada infeksi yang lebih berat batas
endometriumdapat dilampaui dan terjadilah penjalaran
F. KOMPLIKASI
- Wound infection- Peritonitis- Adnexal infection.- Parametrial
phlegmon- Abses pelvis- Septic
pelvic thrombophlebitis.
G. PENATALAKSANAAN
- Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran
terpi. Evaluasiklinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti
juga pengetahuan bakteri yangdiisolasi dari infeksi serupa sebelumnya,
memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.- Cairan intravena dan elektrolit
merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambahterapi pemeliharaan untuk
pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut.Secepat mungkin
pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.-
Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus atau
post partum.- Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang
banyak manfaatnya.- Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai
dengan jaringan plasenta yangtertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia
yang memadai sangat penting. Jaringan plasentayang tertinggal dikeluarkan
dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dansalpingo ±
oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia teah meluas
melampauiendometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik klostridia
(syok, hemolisis, gagalginjal)
ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY “S” P10001
POST PAARTUM HARI KE-3
DENGAN ENDOMETRITIS
Di BIDAN PRAKTEK
MANDIRI NY SUPRIH Amd.Keb
JOMBANG
I.Pengkajian Data
A. Data Subyektif
Tanggal Pengkajian :01 Januari 2012
Jam :06.30 WIB
- Biodata/Identitas
Nama :Ny ”S” Nama Suami :Tn
“W”
Umur :20 tahun Umur :29
tahun
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMP
Pekerjaan :Tidak Bekerja Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :G.Malang 1 Alamat :G.Malang1
- Status
Perkawinan
Istri Suami
Perkawinan ke : 1 1
Umur Kawin : 19
tahun 22tahun
Lama Kawin : 1tahun 1tahun
- Keluhan Utama
Ibu
mengatakan menegeluarkan darah banyak
dan berbau sejak dua hari yg lalu 30 Des 2012.
- Riwayat Kebidanan
a.
Riwayat Menstruasi
·
Menarche :12
tahun
·
Lamanya :7 hari
·
Banyaknya :1-3
hari=1 kotex penuh, 4-7hari=1/2 kotex
·
Siklus :28hari
·
Warna :merah
tua
·
Bau :Anyir
- Riwayat
persalinan dan Nifas
Pada
tanggal 29Desember 2012 jam 01.55 wib telah melahirkan bayi perempuan, lahir
normal di tolong oleh bidan, bayi langsung menangis keras, dengan berat badan
2700gram dan panjang badan 48 cm.
•
Nifas
Ibu mengatakan setelah persalinan darahnya semakin banyak dan berbau.
• ASI
Diberikan sejak lahir.
Ibu mengatakan setelah persalinan darahnya semakin banyak dan berbau.
• ASI
Diberikan sejak lahir.
6. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
yang menular seperti penyakit kuning, HIV/AIDS, penyakit menahun seperti
jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit menurun seperti kencing manis,
sesak nafas. Serta tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ayah maupun
ibu.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit yang menular seperti penyakit kuning, HIV/AIDS,
penyakit menahun seperti jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit menurun
seperti kencing manis, sesak nafas. Serta tidak mempunyai riwayat kembar baik
dari pihak ayah maupun ibu.
- Riwayat KB
Ibu mengatakan
tidak pernah menggunakan alat Kontrasepsi
- Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Eliminasi
Ibu mengatakan 1X BAB dari melahirkan sampai sekarang. Konsistensi lunak warna kuning.
BAK 3-4x sehari dengan warna kekuningan, bau khas.
- Nutrisi
Makan 3x sehari dengan komposisi 1 porsi nasi dan tempe.
Minum 4-5 gelas perhari.
- Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2X sehari.
- Mobilisasi
Ibu mengatakan setelah melahirkan sampai sekarang hanya terlentang setengah duduk di tenpat tidur.
• Riwayat budaya
Ibu mengatakan setelah proses persalinan sampai sekarang selalu menggunakan stagen dan melakukan budaya tarak.
A. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : Lemas
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
TD : 90/60 mmHg S : 39,5
0C N:110x/menit
TB : 153,5 cm RR : 28 x/menit
Lochea : Purulenta
2. Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
-
Mata : Skela tidak ikterus, sklera tidak anemis.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis
- Payudara : ASI sudah keluar, tidak ada bendungan yang abnormal, puting susu bersih dan menonjol.
- Genetalia : Vulva tidak varises, tidak nampak odema terdapat pengeluaran darah yang berbau.
- Anus : Tidak hemoroid.
- Ekstremitas : Simetris, tidak ada odema
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis
- Payudara : ASI sudah keluar, tidak ada bendungan yang abnormal, puting susu bersih dan menonjol.
- Genetalia : Vulva tidak varises, tidak nampak odema terdapat pengeluaran darah yang berbau.
- Anus : Tidak hemoroid.
- Ekstremitas : Simetris, tidak ada odema
b) Palpasi
-
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis
- Payudara : Tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan
- Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada abdomen, Uterus membesar, nyeri dan lembek.
- Ekstermitas : Tidak ada odem.
- Payudara : Tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan
- Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada abdomen, Uterus membesar, nyeri dan lembek.
- Ekstermitas : Tidak ada odem.
c) Auskultasi
Dada :tidak
terdengar wheezing maupun ronchi
Perut :
Bising usus 16x permenit
d) Perkusi
Reflek patella (+)/(+)
II.
INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny
“S” P1001 Post Partum hari ke 3 dengan endometritis
Ds : ibu mengatakan mengeluarkan darah banyak dan
berbau
Do : KU : Lemas
Kes : Composmentis
TTV : TD: 90/60 mmHG Lochea:Purulenta
S :39,5 C
N
: 110 x/m
RR:28x/m
Masalah : Ibu
merasa cemas dengan keadaan seperti ini
Kebutuhan : - Penjelasan
tentang keadaan saat ini
-
Kolaborasi
dg dr Obgyn
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Endometritis
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-Kolaborasi dg Sp Obgyn
-Rujuk
V.
INTERVENSI
Diagnosa : Ny
“S” P1001Post Partum hari ke 3 dengan endometritis
Tujuan : Setelah
dilakukan ashan kebidanan selama
1x24 jam diharapkan keadaan ibu lebih baik, dan cepat mendapatkan
penanganan yang lebih optimal .
Kriteria :
-
Keadaan
umum : Baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
TTV
normal
T : 110/70 – 120/80 mmHg
N : 80 – 100 x/menit
RR : 16 – 20 x/menit
S : 36,5 – 37,5 0C
Intervensi
1.Jelaskan kepada Ibu tentang keadaannya saat
ini
R: Agar Ibu tahu tentang keadaan yang terjadi
pada dirinya saat ini
2.Anjurkan
Ibu untuk menjaga kebersihan diri dan alat vitalnya
R:
Mencegah penyebaran kuman lebih lanjut
3.Observasi
TTV
R:Deteksi
dini terjadinya komplikasi
4.Beri
Analgesik
R:Mengurangi
rasa nyeri pada ibu
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 1 Januari 2012 Jam
: 07.00 WIB
Hari/Tgl/Jam
1 Januari 2012
07.00 WIB
|
1.Menjelaskan kepada Ibu tentang keadaannya
saat ini , Ibu mengalami infeksi endometrium
2.Menganjurkan kepada Ibu untuk menjaga
kebersihan alat vitalnya , membasuhnya dari depan kebelakang setelah BAB atau
BAB.
3.Melakukan Pemeriksaan TTV ulang
TD:90/60 mmHg
S:39,5 C
N:100x/m
RR:26 x/m
4.Memberi obat analgesik dan antibiotik
sementara sebelum dirujuk ke RS
Antalgin
Paracetamol
Amoxilin
|
TTD
|
VII. EVALUASI
Tanggal
1 Januari 2012
Jam
: 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan masih merasa nyeri dan mengeluarkan darah yang
banyak serta berbau
O : Ibu mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh petugas
A : Ny “S” P1001Post Partum hari ke 3 dengan
endometritis
P : - Persiapan Rujukan
ke RS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar