ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
IBU BERSALIN NY “W” G׀׀P׀000׀UK 40 MINGGU
Dengan ANEMIA SEDANG
DI PONEK RSUD JOMBANG
PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2011
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah
SWT, yang mana berkat rahmat taufik serta hidanyah-nyalah, sampai akhirnya
asuhan kebidanan ini dapat disusun dan terselesaikan.
Sholawat serta salam tak lupa kita panjatkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni addinul islam wal
iman.
Pada penyusunan asuhan kebidanan ini dapat
terselesaikan tak jauh dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung pada penulis. Pada akhirnya pada tempat
kiranya penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Ahmad Zahro,MA, selaku Rektor
Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
2. Dr. H. M. Zulfikar As’ad Umar, MMR selaku
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang
3. Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku
Direktur Prodi D-III Kebidanan FIK Universitas Pesanren Tinggi Darul ‘Ulum
Jombang.
4. Muzayyaroh, SST selaku pembimbing akademik
5. D.Sustina, Amd.Keb selaku pembimbing
ruangan
6. Semua teman-teman mahasiswa D-III
Kebidanan yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa asuhan
kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran dari
pembaca sekalian kami harapkan. Semoga asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jombang, November 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan normal adalah terjadinya
kelahiran bayi aterm dengan proses pervaginam alami tanpa komplikasi.Telah
terbukti bahwa persalinan pervaginam lebih aman daripada persalinan per
abdominan.Aspek penting dalam persalinan normal adalah kasih
sayang,keamanan,dan kepuasan pasien.
Menurut Survey Demografi Dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) Tahun 2002-2003,Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih
tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup,sedangkan Angka Kematian Bayi Baru
Lahir sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup.
3 sebab pokok angka kematian Ibu
tersebut adalah:
1.
Masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab dan
penaggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan,persalinan serta
nifas.
2.
Kurangnya
pengertian dan pengetahuan kesehatan reproduksi.
3.
Kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik
diantaranya adalah:
-
Infeksi 39 %
-
Perlukaan jalan lahir 11 %
-
Lain-lain 5 %
Adapun solusi yang perlu dilakukan
untuk mengurangi Angka Kematian Ibu adalah :
1.
Kemajuan dalam ilmu dan praktek medis seperti:penemuan
obat-obatan baru,lebih sempurnanya tekhnik pembedahan,dan lebih banyaknya
digunakan transfusi darah.
2.
Lebih sempurna dan meluasnya fasilitas-fasilitas untuk
memberi pelayanan kebidanan yang baik.
3.
Lebih baik serta bermutunya SDM tenaga kesehatan yang
memberi pelayanan kebidanan.
4.
Faktor-faktor sosial lebih sempurna kesehatan dan lebih
baiknya makanan rakyat ada umumnya .
Dengan program diatas maka AKI dapat
dicegah serta ditekan sehingga dapat mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI).
KPP adalah suatu keadaan dimana selaput
ketuban pada kehamilan yang telah variable 6 jam, setelah itu tidak diikuti
tanda-tanda persalinan. Penyebab KPP bermacam-macam, diantaranya adalah servik
inkompeten, ketegangan rahim berlebihan ( kehamilan ganda dan hidramnion ), dan
kelainan letak janin dalam rahim. Sedangkan komplikasi KPP adalah infeksi
peritonisis, rupture uteri, kematian janin, persalinan premature serta
penekanan tali pusat. Dengan berbagai komplikasi tersebut, KPP merupakan salah
satu penyebab kematian maternal .
Berhubungan dengan itu maka penulis
tertarik untuk memahami lebih seksama tentang persalinan dengan riwayat KPP
serta mengaplikasikan secara langsung di lapangan sehingga nantinya penulis
mampu menjadi tenaga kesehatan yang profesional.
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Memahami secara seksama tentang
persalinan dengan riwaya KPP secara komprehensif sesuai dengan teori yang ada
dan mengaplikasikan secaralangsung dilapangan.
1.2.2 Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada
Ibu bersalin Ny “M” diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang:
a.
Memahami teori KPP
b.
Mengkaji data yang menunjang asuhan kebidanan pada ibu
bersalin
c.
Menginterpretasikan data dasar untuk mengidentifikasi
diagnose dan masalah
d.
Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial
e.
Mengidentifikasi kebutuhan dan tindakan segera
f.
Membuat rencana asuhan sesuai dengan kondisi
g.
Melaksanakan implementasi
h.
Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
1.3 Batasan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin PADA Ny “M”
G11 P1001
UK
39-40 minggu, Tunggal, Hidup, Intra Uterin, Let.Kep, Kesan Jalan Lahir Normal
Kala1 Fase Laten dengan Riwayat KPP
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini penulis menggunakan 2 metode
penulisan, yaitu:
1. Pengkajian
Yaitu pengkajian langsung terhadap pasien yang ada di
lapangan.
2. Teknik Wawancara
Menanyakan hal yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi oleh pasien
3. Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan
klien untuk memperoleh data tentang kesehatan
dan perawatan klien.
4. Pemeriksaan Fisik
Memperoleh data obyektif dari
pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
5. Dokumentasi
Yaitu
suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam
status klien catatan medik dan penunjang lainnya.
6. Studi Pustaka
Yaitu
mengumpulkan data dengan melihat konsep teori pada buku-buku yang berhubungan dengan
persalinan.
1.5 Waktu Penulisan
Penulisan asuhan kebidanan ini dilakukan
saat Praktek Klinik Kebidanan 1II pada tanggal 28 Maret 2009 di IRD VK Bersalin
Lt.II RSUD Dr. Soetomo Surabaya
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORI PERSALINAN FISIOLOGIS
2.1.1 Pengertian
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat didunia luar dari
rahim mulai jalan lahir atau jalan lain.
(Sinopsis
Obstetric,1998.Hal:91)
2.1.2 Istilah
Yang Berhubungan Dengan Persalinan
2.1.2.1 Menurut
Cara Persalinan
1.Persalinan Spontan (Normal/Eutacia)
Adalah Proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala
dengan dan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat..
2.Persalinan buatan (Abnormal / Dystocia)
Adalah Persalinan pervaginam dengan bantuan alat [tenaga
dari luar]atau melalui dinding perut atau secara SC (sextio caesaria].
3.Persalinan Anjuran
Adalah apabila kekuatan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan rangsangan obat-obatan.
2.1.2.2 Menurut
Usia Kehamilan
1)
Abortus (keguguran)
Adalah berhentinya kehamilan
sebelum janin hidup diluar kandungan,usia kehamilan < 22 minggu dengan
berat janin <500gr.
2)
Persalinan Imatur
Adalah berhentinya kehamilan
seelum janin hidup diluar kandungan,usia kehamilan antara 22 minggu s/d
28 minggu dengan berat janin antara 500
s/d 1000 gr.
3)
Persalinan Prematuritas
Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan 28 minggu s/d 36
minggu dengan berat janin <2500gr.
4)
Persalinan Maturus (aterm atau cukup bulan)
Adalah Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan >37 minggu s/d
42 minggu dengan berat janin >2500gr.
5)
Persalinan Post Maturus /serotinous/ lebih bulan
Adalah Pengeluaran hasil konsepsi
pada usia kehamilan >42 minggu dengan berat janin >4000gr dan ada
tanda postmaturus.
2.1.3 Istilah-
Istilah Dalam Kehamilan Dan Persalinan
ü
Gravida yaitu seorang wanita sedang hamil .
ü
Primigravida yaitu seorang wanita
yang hamil untuk pertama kalinya .
ü Multigravida yaitu seorang wanita yang pernah melahirkan
dan dapat hidup diluar kandungan .
ü
Primipara yaitu seorang wanita yang
pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya.
ü Multipara yaitu seorang wanita yang telah melahirkan anak hidup yang ke-2 dengan ke-5 kalinya.
ü
Grandemultipara yaitu seorang wanita yang pernah melahirkan
bayi yang hidup dan mati >5.
2.1.4 Etiologi
Beberapa sebab timbulnya persalinan adalah:
1.Teori Penurunan Hormon
Yaitu terjadinya penurunan hormone Estrogen dan
pregesteran yang mengkibatkan terjadinya peningkatan Hormon
Oksitosin,yang pada akhirnya hormon
oksitosin tersebut merangsang otot rahim untuk berkotraksi
Ø Penurunan hormon estrogen dan Progesteron terjadi akibat penimbunan jaringan ikat dan penyempitan
pembuluh darah.
Ø
Terjadi 1-2 minggu sebelum partus.
2.Teori Oksitosin Internal
Ø
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior,perdarahan
keseimbangan hormone estrogen dan progesterone mengubah sensitifitas otot rahim
sehingga terjadi kontraksi Broxton Hick .
Ø
Menurunnya hormon progesteron dapat
meningkatkan produksi hormon oksitosin yang dapat meningkatkan produksi hormone
oksitosin yang dapat meningkatkan aktifitas otot rahim sehinga
terjadi kontraksi .
3.Teori Plasenta menjadi Tua
Proses penuaan
plasenta terjadi secara normal
pada usia kehamilan 28
minggu,terjadi penimbungan jaringan ikat dan penyempitan pembuluh darah
sehingga produksi hormon oksitosin yang akan merangsang otot rahim
berkontruksi .
4.Teori
Distensi Rahim.
Pembesaran dan
peregangan dinding rahim dapat
menyebabkan ischemia otot-otot
rahim sehingga sirkulasi
darah pada uterus ke
plecenta terganggu.
5.Teori Prostaglandin
Konsentrasi
prostaglandin meningkat
sejak usia kehamilan 15 minggu
dikeluarkan oleh desidua,peningkatan
yang semakin besar dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
6.Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang servik
terletak ganglion servikalis ( fleksus frankenhauser), bila ganglion ini ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus
7.Teori Induksi Persalinan
yaitu kontraksi rahim
yang dengan sengaja di timbulkan.
Ø Kontraksi
tersebut dapat ditimbulkan dengan berbagai cara diantaranya adalah
dengan:
1) Gagang Laminaria yaitu
memasukan larvinavia kedalam
kanolis carvikatus dengan tujuan
merangsang fleksus frakenhauser
2)
Amniotomi yaitu pemecahan ketuban dengan alat.
3)
Oksitosin Drips yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
2.1.5 Permulaan
Terjadinya Pesalinan
Dengan adanya
kontraksi uterus dapat menyebabkan:
1.
Turunnya kepala atau
bagian terendah janin masuk
pintu atas panggul [PAP][Lightening].
2.
Sering kencing
karena kandung kemih terdesak
oleh penurunan bagian terendah janin .
3. Perut melebar karena fundus uteri menurun
4. Rasa sakit dipinggang karena tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak
disekitar serviks.
5. Terjadi pembukaan servik karena kontraksi uterus.
6. Terjadi pengeluaran lendir dan basah.
2.1.6
Faktor-Faktor Penting Dalam Persalinan
- Power (kekuatan)
yang terdiri dari:
·
His (kontraksi otot rahim),ada 3 yaitu:
1)
His Pembukaan
2)
His Pengeluaran janin
3)
His pelepasan dan pengeluaran placenta
·
Kontraksi otot dinding perut atau oto-otot rahim
Yang
dominan di daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arah serviks diikuti
dengan meningkatnya jaringan ikat.
· Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan
mengejan.
Timbul akibat perangsangan fleksus
frakenhouser (fleksus ini terletak di sekitar serviks uteri). Terjadi kontraksi
pada diafragma, pelvis yang berguna untuk mempercepat pembukaan serviks dan
melebarkan bagian bawah vagina pada saat mengejan anus tampak terbuka.
· Ketegangan dan kontraksi ligamentum
retundum.
Ligamentum
rotundum (Ligamentum
uteri) adalah jaringan otot yang pada saat hamil mengalami hipertropi dan
hiperflasi. Fungsinya adalah untuk menahan uterus agar tetap berada
dalam posisi antefleksi.
- Passanger
·
Merupakan
janin dan placenta, terdiri dari janin dengan ukuran dan Moulage, sikap fetus, letak janin, presentasi
fetus dan posisi fetus
- Passage
Jalan
lahir yang paling penting dalam menentukan proses persalinan adalah pelvis
minor, yang terdiri dari susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian
dan jaringan ikat yang kuat. Pelvis minor (panggul kecil) ini terdiri atas :
a. Pintu atas panggul
Batas atas panggul kecil dibentuk oleh promontorium,
sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os pubis dan sympisis pubis
b. Bidang terluas panggul
Merupakan bidang terluas dalam ruangan panggul
kecil, bidang ini membentang dari pertengahan sympisis, pertengahan asetabulum
dan pertemuan sakral II dan III, ukuran depan belakang 12,75 cm dan ukuran
melintangnya 12,5 cm
c. Bidang sempit panggul
Bidang ini membentang melalui tepi bawah sympisis
menuju ke spina isciadika dan memotong ujung atas sacrum
d. Pintu bawah panggul
Terdiri
dari dua segitiga dengan dasar garis pembatas tuber isciadikum dengan jarak
10,5 cm. Tinggi segitiga belakang 7,5 cm. Segitiga depan dibatasi oleh askus
pubis ukuran depan belakang pintu bawah panggul 11,5 cm.
e.
Untuk menilai penurunan bagian terendah
janin, ditentukan dengan bidang Hodge, yaitu :
Hodge I : sejajar dengan pintu atas panggul.
Hodge II : sejajar dengan Hodge I, melalui tepi bawah
sympisis.
Hodge III : sejajar dengan Hodge II, melalui spina iscyadica.
Hodge IV : sejajar dengan Hodge III, melalui ujung os
cocygis.
- Penolong persalinan
- Psikis
- Posisi
Ganti
posisi secara teratur kala II persalinan karena dapat mempercepat kemajuan
persalinan. Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman sesuai dengan
keinginannya (APN, 2004)
a.
Posisi ½ duduk
Keuntungan :Lebih
mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan lebih mudah dalam
mensupport perineum
b.
Posisi merangkap
Keuntungan :Baik untuk
persalinan bagi klien dengan punggung yang sakit dan peregangan minimal pada
perineum
c.
Posisi jongkok atau berdiri
Keuntungan :Membantu
penurunan kepala janin dan membesar dorongan untuk meneran
d.
Berbaring miring ke kiri
Keuntungan :Memberi rasa santai bagi ibu, memberi oksigenasi yang baik dan membantu mencegah terjadinya laserasi
- Tempat
2.1.7 Tanda-Tanda
Inpartu
1. His yang adekuat (kontraksi uterus semakin
kuat dan teratur serta berjarak semakin pendek).
2.Terjadi pengeluaran lendir atau
lendir bercampur darah (Bloody Show).
3.Dapat disertai pecahnya ketuban.
4. Pada pemeriksaan dalam didapatkan servik
lunak,terjadi pendataran,dan pembukaan servik.
2.1.8 Pembagian Tahap Persalinan
Tahap-tahap
persalinan terdiri dari 4 kala,yaitu :
1.
Kala I
(Kala Pembukaan)
Yaitu dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatan) hingga
servik membuka lengkap (10 cm).
Ø
Kala I persalinan terdiri dari 2 fase ,yaitu :
1)
Fase laten
- Dimulai sejak awal berkontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap.
-
Berlangsung hingga serviks membuka < 4 cm.
- Pada umumnya fase laten berlangsung hampir
atau hingga 8 jam.
-
Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih
diantaranya 20-30 detik.
2)
Fase Aktif
-
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan menigkat
secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali
atau lebih 10 dalam menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
-
Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1cm-2 cm (multipara).
-
Terjadinya penurunan bagian terbawah janin.
-
Pada umumnya berlangsung ± 6 jam.
-
Dibagi menjadi 3 subfase,yaitu :
(1) Periode akselerasi→ berlangsung 2
jam,pembukaan menjadi 4 cm..
(2)
Periode dilatasi maksimal (steady)→selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(3) Periode deselerasi→berlangsung
lambat,dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.
2.
Kala II ( Kala Pengeluaran Janin)
Yaitu dimulai ketika pembukaan
cervik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Ø Gejala dan tanda Kala II adalah :
- Ibu merasakan ingin meneran bersamaan
dengan terjadinya kontraksi,akibat turunnya kepala janin turun masuk ruang
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa meneran.
- Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan
pada rectum dan vagina.
-
Perineum menonjol.
-
Vulva/vagina dan sfingter ani membuka,terjadi karena
tekanan pada anus,ibu merasa seperti ingin buang air besar sehingga sfinter ani
membuka.
-
Meningkatnya pengeluaran lendir bercanpur darah,
Ø
Tanda
pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang
hasilnya adalah :
Ø
His terkoordinir,kuat,cepat,dan lebih lama
kira-kira 2-3 menit sekali.Dengan his meneran yang terpimpin akan lahirlah
kepala,dan diikuti oleh seluruh badan janin.
Ø
Lamanya kala II pada primigravida 1
3.
Kala III ( Kala Uri )
Yaitu dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya placenta dan selaput ketuban.
Ø
Setelah bayi lahir kontraksi berhenti 5 s/d 10
menit,dengan lahirnya bayi,mulai pelepasan placenta pada lapisan nitabusch karena sifat retraksi otot
rahim.
Ø
Setelah beberapa menit his berhenti uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat,dan berisi placenta yang
menjadi 2 x tebal sebelumnya.beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri dalam waktu 5-10 menit seluruh plecenta terlepas,terdorong ke
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atau dengan
sedikit dorongan dari ats shimpisis atau fundus uteri.
Ø
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir.
Ø
Lepasnya placenta dapat diperkirakan dengan
adanya tanda-tanda dibawah ini,yaitu:
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri.
2)
Tali pusat memanjang.
Tali pusat terlihat menjulur keluar malalui vulva (Tanda
Ahfeld)
3) Semburan darah mendadak dan singkat.
Darah yang
berkumpul dibelakang placenta akan membantu mendorong placenta keluar dan
dibantu oleh gaya gravitasi.
Apabila
kumpulan darah (retroplacental Pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan
permukaan dalam placenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur
keluar dari tepi placenta yang terlepas.
Semburan darah kira-kira 100-200 cc.
4.
Kala IV (Kala Observasi )
Yaitu dimulai setelah lahirnya placenta dan berakhir 2
jam setelah itu.
Ø
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi
karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Ø
Observasi yang dilakukan diantaranya adalah :
- Tingkat kesadaran dan keadaan umum klien.
- Pemeriksaan TTV yang meliputi: Tekanan
darah,suhu,nadi,dan pernafasan.
-
Kontraksi uterus.
-
Perdarahan
-
Kandung kemih.
Ø
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400-500 cc.
2.1.9
Lamanya Persalinan Pada Primigravida dan Multigravida
Tahap Persalinan
|
Primigravida
|
Multigravida
|
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV
|
10 – 12 jam
1 – 1,5 jam
1 – 10 menit
10 menit
|
6 – 8 jam
1,5 – 1 jam
10 menit
2 jam
|
Jumlah
(tanpa memasukkan Kala IV yang bersifat obseravasi)
|
10 – 12 jam
|
8 – 10 jam
|
2.1.10
Lima Benang
Merah Dalam Persalianan
v
Lima
benang merah tersebut adalah :
1.
Membuat Keputusan Klinik
Membuat keputusan klinik merupakan proses yang
menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhanyang diperlukan
oleh klien.Keputusan ini harus akurat,komprehensif,dan aman,baik bagi klien dan
keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui
serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil
dari kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan
intervensi berdasarkan bukti (evidence-based),ketrampilan dan pengalaman yang
dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya
untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien.(Varney,1997)
2.
Asuhan Sayang Ibu
Adalah asuhan yang menghargai budaya,kepercayaan dan
keinginan sang ibu.
Salah satu prinsip dasar asuhan saying ibu adalah
dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalianan dan
asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapat rasa aman dan keluaran
yang lebih baik.(Enkin,et al,2000)
3.
Pencegahan Infeksi
Adalah bagian esensial dari semua asuhan yang
diberikan pada ibu dan BBL dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat
menolong persalinan dan kelahiran bayi.
Ø
Prinsip-prinsip PI,yaitu :
1)
Setiap orang (Ibu,BBL,penolong persalinan) harus
dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi dapat bersifat asimtomatik
(tanpa gejala).
2) Setiap orang harus dianggap berisiko
terkena infeksi.
3) Permukaan benda disekitar kita,peralatan
dan benda-benda lain yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit
yang tak utuh ,lecet selaput mukosa,atau darah harus dianggap terkontaminasi
hingga setelah digunakan harus diproses dengan benar.
4) Jika tidak diketahui apakh
permukaan,peralatan,atau benda lainnya telah diproses dengan benar maka semua
itu harus dianggap masih terkontaminasi.
5) Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan
secara total,tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan
tindakan-tindakan PI secara benar dan konsisten.
Ø Yang termasuk tindakan PI adalah :
-
Cuci tangan
-
Memakai handscoon dan pelindung lainnya
-
Menggunakan tekhnik aseptic
-
Memproses alat bekas pakai
-
Menangani peralatan tajam dengan aman
-
Menjaga
kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelolaan sampah secara benar)
4.
Pencatatan (Dokumentasi)
Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat
keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan dan kelahiran bayi.
Partograf adalah bagian terpenting dari proses
pencatatan selama persalinan.
Ø
Aspek - aspek penting dalam pencatatan adalah :
1)
Tanggal
dan waktu asuhan tersebut diberikan.
2)
Identifikasi penolong persalinan.
3)
Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada
semua catatan.
4)
Mencakup
informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas,dan dapat dibaca.
5)
Suatu system untuk memelihara catatan pasien sehingga
selalu siap tersedia.
6)
Kerahasiaan dokumen-dokumen medis.
5.
Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke
fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap,diharapkan
mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir.
Sangat sulit untuk menduga kapan penyulit akan terjadi
sehingga kesiapan untuk merujuk ibu dan atau bayinya ke fasilitas kesehatan
secara optimal dan tepat waktu (jika penyullit terjadi) menjadi syarat bagi
keberhasilan upaya penyelamatan.
Ø Aspek-aspek penting daalam mempersiapkan
rujukan adalah :
B : Bidan
A : Alat
K : Keluarga
S : Surat
O : Obat
K : Kendaraan
U : Uang
2.1.11
Asuhan Selama Persalinan
Asuhan yang diberikan selama persalinan
dilakukan sesuai dengan pembagian dalam masa persalianan,yaitu mulai kala I s/d
kala IV.
1.
Kala I
·
Bantulah
ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan kesakitan
·
Berilah
dukungan dan yakinkan dia
·
Berikan
informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannnya
·
Dengarkan
keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaannya.
·
Jika Ibu
tersebut tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat diberikan:
-
Lakukan
perubahan posisi
-
Posisi
sesuai dengan keinginan ibu
-
Sarankan
ia untuk berjalan
-
Ajaklah
orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok
punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraksi.
-
Ibu
diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
-
Ajarkan
kepadanya teknik bernafas.
·
Penolong
tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
·
Menjelaskan
kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
·
Membolehkan
ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemalangannya setelah buang air
kacil/besar
·
lbu
bersalin biasanya merasa pamas dan banyak keringat, atasi dengan cara:
-
Gunakan
kipas angin atau AC dalam kamar
-
Menggunakan
kipas biasa
-
Menganjurkan
ibu untuk mandi sebelumnya.
·
Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum.
·
Sarankan
ibu untuk berkemih sesering mungkin.
2.
Kala II
·
Memberikan
dukungan terus menerus kepada ibu dengan :
-
Mendampingi
ibu agar merasa nyaman.
-
Menawarkan
minuman, mengipasi dan memijat ibu.
·
Menjaga
kebersihan diri
·
Mengipasi
dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
·
Memberikan
dukungan mental untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu, dengan cara
-
Menjaga
privasi ibu
-
Penjelasan
tentang proses dan kemajuan persalinan
-
Penjelasan
tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
·
Mengatur
posisi ibu dalam membimbing meneran dapat dipilih posisi berikut
-
Jongkok
-
Menungging
-
Tidur
miring
-
Setengah
duduk.
-
Posisi
tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya
trauma vagina dan perineum dan infeksi.
·
Menjaga
kandung kemih tetap kosong, ibu dianjiirkan berkemilan sesering mungkin
·
Memberikan
cukup minum : memberi tenaga, dan mencegah dehidrasi.
3.
Kala III
·
Memberikan
oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta
-
Oksitosin
dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi
-
Jika
oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg 1 m
Contoh : jangan berikan eruometrin
kepada ibu dengan preeklompsia. eklampsia atau dengan tekanan darah tinggi,
karena hal ini akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit serebro-vaskular.
·
Lakukan
penegangan tali pusat terkendali atau PTT
·
PTT
dilakukan
·
Hanya
selama uterus kontraksi.
·
Begitu
plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali
pusat mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dan ke
atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan
perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
·
Segera
setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan
kontraksi hal ini dapat mengurangi darah dan mencegah perdarahan pasca
persalinan.
·
Jika
menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 30 menit
-
Periksa
kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh
-
Periksa
adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
-
Berikan
oksitosin 10 unit 1 M dosis ketiga, dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian
oksitosin dosis pertama
-
Siapkan
rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
·
Periksa
wanita tcrsebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina
atau perbaiki episiotomi.
4.
Kala IV
·
Periksa
fundus setiap 15 menit pada, jam pertama dun setiap 20-30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras.
·
Periksa
tekanan darah, nadi, kantong kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
·
Anjurkan
ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.
·
Bersihkan
perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kemih
·
Biarkan
ibu beristirahat ia telah bekrja keras, melahirkan bayinya.
·
Biarkan
bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya.
·
Bayi
sangat siap segera setelah lahir. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan
ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
·
Jika ibu
perlu kekamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah Persalinan. Pastikan ibu sudah buang air
kecil dalam 3 jam pasca persalinan.
·
Ajarilah
ibu atau anggota keluarga tentang
-
Bagaimana
memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
-
Tanda-tanda
bahaya bagi ibu dan bayi
2.1.12 Pengawasan Persalinan Dengan Partograf
v
Pencatatan
selama fase aktif persalinan
Halaman depan
partograf mencantumkan bahwa observasi simulai pada fase aktif Persalinan dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase
aktif Persalinan termasuk.
1. Informasi tentang ibu
Nama, umur,
gravida, para, abortus (keguguran), nomor catatan medis/nomor puskesmas,
tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah, tanggal dan waktu penolong
persalinan mulai merawat ibu), waktu pecahnya selamat ketuban.
2. Kondisi janin
-
DJJ
-
Warna dan
adanya air ketuban
-
Penyusupan
(molase) kepala janin
3. Kemajuan persalinan
-
Pembukaan
servik
-
Penurunan
bagian terbawah janin atau preseniasi janin
-
Garis
waspada dan garis bertindak
4. Jam dan waktu
-
Waktu
mulainya fase aktif persalinan
-
Waktu
aktual saat pemeriksaan atau penilaian
5. Kontraksi uterus
-
Frekuensi
dan lamanya
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
-
Oksitosin
-
Obat-obatan
lainnya dan cairan IV yang diberikan
7. Kondisi Ibu
-
Nadi,
tekanan darah dan temperatur tubuh
-
Urin
(volume, aseton atau protein)
8.
Asuhan,
pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia
disisi partograf atau dicatat kemajuan persalinan)
v
Pencatatan pada lembar belakang partograf
Halaman belakang
partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
persalinan kala satu hingga kala empat (termasuk bayi baru lahir). Itulah
sebabmya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatan
asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan ke
empat untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan
membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk
membuat keputusan klinik. terutama pada pemantauan-pemantauan kala IV (mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu catatan persalinan (yang
sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk
menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang
bersih dan aman.
2.1 13 Standart Pertolongan
Persalinan
Terdapat empat
standart dalam standart pertolongan seperti berikut ini :
a.Standart 9 :
Asuhan Persalinan Kala I
Pernyataan standart :
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai,dengan memperhatikan kebutuhan
klien,selama proses persalinan berlangsung.
b. Standart 10 :
Persalinan Kala II yang Aman
Pernyataan Standart :
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman,dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
c. Standart 11 :
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
Pernyataan standart :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
d. Standart 12 :
Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi
Pernyataan Standart :
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang
lama,dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar
persalinan,diikuti dengan penjahitan perineum.
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
BERSALIN
Ø Pengertian
Asuhan Kebidanan adalah aktifitas atau Intervensi yang dilakukan oleh bidan
yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam KIA/KB. (DepKes RI , 1993)
Dalam
memberikan asuhan kebidanan pada klien , bidan menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalah yang difokuskan pada suatu proses yang sistematik dan
analisis.
Asuhan persalian adalah Asuhan yang diberikan pada ibu selama persalinan
mulai kala I sampai dengan Kala IV.
Ø Tujuan
Tujuan inti
dari pemberian Asuhan persalinan adalah Untuk memberikan asuhan yang adekuat,
terdasar ,dan terstandart pada ibu bersalin dengan memperhatikan riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, serta penyakit dahulu sehingga ibu
dapat melewati proses persalinannya dengan aman..
Ø Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney
Dalam
memberikan Asuhan Kebidanan kita menggunakan Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan
menurut ”Hallen Varney”,yaitu:
I.
Pengkajian Data
II.
Identifikasi Diagnosa, Masalah, dan
Kebutuhan
III.
Identifikasi Diagnosa Potensial dan
Masalah Potensial
IV.
Identifikasi Kebutuhan Segera
V.
Intervensi / Pengembangan Rencana
VI.
Implementasi
VII.
Evaluasi
I.
PENGKAJIAN
Yaitu tahap
awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistimatis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehahatan klien.(Iyer et al,1996)
Pengkajian dilakukan oleh petugas kesehatan dengan cara :
·
Wawancara,dan
·
Pemeriksaan langsung pada pasien.
Tetapi bila pasien dalam
keadaan koma, maka wawancara dilakukan pada keluarga, pengantar, atau pandamping
pasien.
a.
Data Subyektif
Data
subyektif adalah data yang didapat dari hasil/wawancara (anamnesa) langsung
kepada klien dan keluarga serta tim kesehatan lainnya.
Data
subyektif ini mencakup semua keluhan-keluhan dari klien terhadap masalah
kesehatan yang lain.
(1)
Biodata/Identitas pasien
Pengkajian pada pasien untuk
mengetahui nama, suami, umur, agama, pendidikan,pekerjaan,alamat.
(2)
Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan
klien/pasien saat ini yang menyebabkan pasien MRS.
(3)
Riwayat Kebidanan
Riwayat menstruasi untuk
mengetahui menarche,siklusnya,banyak darah yang keluar,lamanya haid,flour
albus,HPHT,TP,nyeri atau tidak.
(4)
Riwayat Kehamilan,Persalinan,dan Nifas
Yang Lalu
·
Kehamilan
Untuk mengetahui apakah itu
sebenarnya pernah hamil beberapa kali saat persalinan ada resiko dan penyakit
kehamilan.
·
Persalinan
Meliputi janis
persalinan,ditolong siapa,dimana,dan bagaimana keadaan (BB/PB) waktu lahir atau
tidak ada penyulit persalinan.
·
Nifas
Meliputi ada tidaknya
penyulit/gangguan selama masa nifas atau tidak.
(5)
Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui apakah itu
pernah menderita penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilannya untuk mengetahui
selama kehamilan ini,periksa dimana,sudah berapa kali,mendapat apa saja saat
periksa hamil,mendapat TT berapa kali.
(6)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah
keluarga pernah menderita penyakit menahun atau menular seperti
TBC,jantung,hipertensi.
(7)
Riwayat KB
Untuk mengetahui KB apakah
yang pernah digunakan sebelum hamil/keluhan saat KB dan rancana KB setelah
persalinan.
(8) Pola
Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui pola
kebiasaan ibu saat hamil atau sebelum hamil.
(9)
Pola Psikososial
a. Keadaan Psikologi
Bagaimana perasaan ibu, suami,
dan keluarga dalam menerima kehamilan ini.
b. Keadaan Sosial
Bagaimana hubungan ibu dengan
keluarga,tetangga dan masyarakat.
b.
Data Obyektif
Data
obyektif adalah data yang diobservasi dan diukur secara langsung pada pasien.
(lyer et al,1995)
Informasi data ini biasanya diperoleh melalui:
1.
Inspeksi
2.
Palpasi
3.
Auskultasi
4.
Perkusi
1. Pemeriksaan Fisik
(1)
Keadaan Umum
Untuk mengetahui kesadaran
secara keseluruhan
(2)
Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat
kesadaran
(3)
Bentuk Tubuh
(4)
TTV (Tanda-tanda Vital)
-
Tekanan
darah : Untuk
mengetahui tekanan darah ibu
-
Nadi : Untuk mengetahui frekwensi tekanan jantung ibu
permenit
-
Pernafasan : Untuk
mengetahui pernafasan ibu permenit
-
Suhu : Untuk mengetahui temperatur ibu
2. Pemeriksaan Khusus
a.
Inspeksi
-
Kepala :Bentuk kepala,warna kulit ada lesi atau tidak
-
Rambut :Bersih/tidak, rontok/tidak, warna rambut,
kering /lembab/basah.
-
Wajah :Pucat/tidak,oedema/tidak.
-
Muka :Terdapat cloasma gravidarum atau tidak.
-
Mata : Mata kanan kiri simetris/tidak, konjunctiva
pucat/tidak, sklera icterus/tidak, terdapat oedem pada palpetra atau tidak.
-
Telinga : Simetris/tidak, ada kelainan bentuk/tidak, ada pengeluaran serumen/tidak, bersih/tidak,
bila perlu ada gangguan pendengaran atau tidak.
-
Hidung :Simetris/tidak, bersih/tidak, polip/tidak,
ada pengeluaran sekret / tidak, ada kelainan atau tidak.
-
Mulut : Simetris/tidak, mukosa bibir
kering/lembab, pucat / tidak, stomotitis/tidak, ada gigi palsu/tidak, ada
caries gigi/tidak.
-
Leher : Simetris/tidak, ada lesi/tidak, ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis/tidak.
-
Dada : Simetris/tidak.
-
Mamae
:Simetris/tidak, hiperpigmentasi pada areola/tidak, colostrom keluar/tidak.
-
Abdomen : Simetris/tidak, pembesaran perut sesuai usia kehamilan /
tidak, lesi/tidak, luka bekas SC/tidak, strie gravidarum dan linea nigra
ada/tidak.
-
Genetalia : Vulva bersih / tidak, terdapat pengeluaran
lendir / tidak, oedema / tidak, varices / tidak, pembengkakan kelenjar
bartholini / tidak, ada kandiloma / tidak.
-
Anus : Bersih / tidak, ada hemoroid /tidak.
-
Extremitas Atas Bawah : Simetris
/ tidak,varices / tidak.ada gangguan pergerakan / tidak.
b.
Palpasi
-
Kepala : ada
benjolan / tidak
-
Leher : terdapat
pembesaran tyroid / tidak,ada bendungan vena jugularis / tidak.
-
Mamae : Ada
masa dan nyeri tekan / tidak,colostrom sudah keluar / tidak.
-
Abdomean
· Leopold
I : Untuk mengetahui
TFU dan bagian yang ada di fundus.
· Leopold
II : Untuk mengetahui bagian yang ada di sebelah
kanan dan kiri perut ibu.
· Leopold
III : Untuk
mengetahui bagian terendah janin,dan sudah
masuk PAP /belum.
· Leopold
IV : Untuk
mengetahui kepala janin sudah masuk PAP /belum ,dan seberapa bagian yang telah
masuk.
c.
Auscultasi
· Dada : Terdapat wheezing dan ronchi / tidak.
·
Abdomen : Untuk mendengar DJJ.
d. Perkusi
Reflek Patella positif / tidak.
3.
Periksaan Dalam
·
Untuk mengetahui Pembukaan servik
·
Untuk mengetahui Effecement
·
Untuk mengetahui Ketuban utuh / tidak
·
Untuk mengetahui letak Janin
·
Untuk Mengetahui Hodge
4.
Pemeriksaan Penunjang
Merupakan data yang diperlukan
untuk menunjang diagnosa,dapat berupa :
·
Pemeriksaan laboratorium
·
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
·
Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaaan ini selain untuk mengetahui keadaan psikis ibu juga untuk
mengetahui tanda awal dan akhir adanya komplikasi.
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, dan MASALAH (INTERPRETASI DATA)
Untuk
mengetahui / menentukan diagnosa, data subyektif, data obyektif, kemudian
masalah, dan kebutuhan saat itu.
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN MASALAH POTENSIAL
Untuk
mengetahui diagnosa potensial dan masalah potensial, berdasarkan Interpretasi
data.
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Untuk mengetahui tindakan saat
ini yang perlu dilakukan.
V.
INTERVENSI
Untuk menentukan tujuan /kriteria dari diagnosa
kemudian menentukan rencana yang akan dilakukan.
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan ini diharapkan ibu mengerti tentang keadaannya.
VI.
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan merupakan realisasi dari rencana asuhan.Dalam pelaksanaannya
bidan harus bertanggung jawab, dan setiap melakukan Asuhan Kebidanan ditulis
dalam bentuk catatan kebidanan, serta dilaksanakan secara efisien, aman, dan
tepat.
Untuk
membantu memecahkan masalah dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik pula
dari berbagai pihak, baik antara tim kesehatan maupun dengan keluarga klien.
VII.
EVALUASI
Evaluasi
merupakan langkah terakhir dalam Asuhan Kebidanan yaitu perbandingan yang
sistematik dan terencana kesehatan ibu hamil dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan peran keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan
Evaluasi adalah Untuk menilai dalam rencana Asuhan Kebidanan yang sudah tercapai. Ini dilaksanakan berorientasi dalam rencana
tindakandan dituliskan dalam bentuk catatan perkembangan.
·
Dalam
evaluasi menggunakan format SOAP:
S : Data
yang diperoleh dari pernyataan klien secara langsung.
O : Data
yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Pernyataan
antara S dan O.
P : Perencanaan
yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NY “W” G׀׀P׀000׀
UK 40 MINGGU
INPARTU KALA I FASE AKTIF dengan ANEMIA
SEDANG
DI PONEK RSUD JOMBANG
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal :13 November 2011 Jam
: 21.00 WIB
A.
Data Subyektif
1.
Biodata Klien
Nama : Ny “W”
Umur : 35 Th
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Dharma Husada Surabaya
|
Nama : Tn “I”
Umur : 33 th
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tembelang Jombang
|
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan ini adalah
kehamilannya yang kedua ,perutnya terasa mules dan kepalanya pusing.
3.
Riwayat
mestruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 25 hari
Lamanya : 7 hari
Sifat darah : Encer
Bau : Anyir
Banyaknya : Hari 1-3 ganti softek 3 ´/hari,
Hari
4-6 ganti softek 2 ´/hari
Teratur/tidak : Teratur
Disminorhea : -
Flour albus : -
4.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
|
Anak
|
|
Jenis persalinan
|
Tempat persalinan
|
Komplikasi
|
Penolong
|
L/P
|
BB/PB lahir
|
KB
|
|
Ibu
|
Bayi
|
|||||||||
1.
2
.
|
12
tahun
HAMIL
|
9bl
INI
|
Spt B Kep
|
BPM
|
-
|
-
|
bidan
|
L
|
3000/50
|
Suntik
|
5.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang
kedua dengan UK 9 bulan.
Pergerakan anak dirasakan
pertama kali pada UK 5 bulan.
Keluhan pada :
Trimester
I : Mual-muntah dan pusing
Trimester
II : Tidak ada
Trimester
III : Tidak ada
6.
Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan bahwa
tidak pernah di rawat di RS/PKM dan tidak mempunyai riwayat penyakit menular
seperti penyakiy kuning dan paru-paru maupun penyakit menurun seperti kencing
manis dan asma.
7.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Klien
mengatakan dalam keluarga tidak pernah ada yang menderita penyakit menurun
seperti kencing manis,darah tinggi,asma, dan tidak pernah ada yang menderita
penyakit menahun seperti paru-paru.serta dalam keluarga tidak ada riwayat
keturunan kembar baik dari pihak suami ataupun klien sendiri.
8.
Riwayat
Sosial Budaya
Status : Kawin
Kawin : 1 xsehari-hari adalah bahasa Jawa.
Hubungan klien dengan suami dan keluarga baik-baik saja,hal tersebuut
terbukti saat klien datang ke bidan dan selama persalinan suami dan keluarganya
sabar menunggu dan menemani klien
Lama perkawinan : 13 Tahun
Umur saat kawin : 22 Tahun
Klien
dan suami sama-sama dari suku Jawa dan bahas yang dugunakan.
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada pantangan dalam hal mengkonsumsi
makanan dan klien mengatakan tidak pernah minum jamu.
9.
Riwayat
KB
Ibu mengatakan setelah kelahiran anak
pertamanya dirinya menggunakan KB suntik 3 bulan selama 7 tahun ( 1994 -2011 )
Pola
Kebiasaan Sehari-Hari
-
Pola nutrisi
Saat
hamil : Makan ± 3 ´/hari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, dan sayur
Minum ± 6 gelas/hari air putih.
Saat
inpartu : Makan ± 3 sendok, komposisi nasi, lauk pauk dan sayur
Minum ± 1 gelas/hari air putih.
-
Pola istirahat
Saat
hamil : Tidur Siang ± 2 jam, mulai jam 13.00 WIB- 15.00 WIB
Tidur malam ± 7 jam
, mulai jam 21.30 WIB- 04.00 WIB
Saat
inpartu : Tidak tidur
-
Pola eliminasi
Saat
hamil : BAK 3-4 ´/hari dengan warna kuning
jernih, bau khas.
BAB 1´/hari dengan konsistensi
lembek, baunya khas
Saat
inpartu : BAK 2 ´ dengan warna kuning jernih, bau khas.
BAB 1 x,
konsistensi lembek, baunya khas.
-
Pola aktifitas
Saat
hamil : Ibu bekerja setiap hari mulai jam 06.00 WIB –
jam 11.00 WIB
Saat
inpartu : Ibu hanya miring kanan kiri untuk menggerakkan
tubuhnya.
-
Pola personal
hygiene
Saat
hamil : Mandi 2´/hari, gosok gigi 2´/hari, keramas 2´/mggu, ganti baju 2x/hari.
Saat
inpartu : Ibu hanya diseka Ix
10. Pola psikososial
Ø
Keadaan spikologi
- Ibu mengatakan bahagia dengan
kehamilannya
- Suami dan keluarga, mendukung
kehamilan ini
- Jenis kelamin laki-laki/
perempuan sama saja, yang pentingibu dan bayinya sehat
Ø Keadaan Sosial
Ibu mengatakan hubungannya
dengan suami, keluarga dan tetangganya baik.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan fisik secara umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 100 /60 mmhg RR :
22x/menit
N :
82 / menit S : 36,2ºC
BB : 56 kg
TB : 150 cm
Lila : 25 cm
2.
Pemeriksaan Fisik secara khusus
a. Inspeksi
Kepala : Simetris,tidak tampak ketombe, rambut tampak lurus dan hitam, kulit kepala tampak bersih.
Muka : Simetris,tidak tampak pucat, dan tidak tampak
adanya cloasma gravidarum,dan tidak tampak adanya oedema.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.
Telinga : Simetris, tidak tampak serumen.
Hidung : Simetris, tidak tampak adanya polip, tidak tampak adanya
secret, tidak tampak adanya kelainan.
Mulut : Simetris,mukosa bibir lembab,tidak tampak adanya stomatitis dan caries gigi.
Leher : Simetris,tidak tampak adanya pembesaran
kelenjar tyroid, dan kelenjar limfe,serta tidak tampak adanya bendungan vena
jugularis.
Dada : Simetris, tidak tampak adanya tarikan
dinding dada.
Mamae : Putting
susu tampak menonjol, tampak adanya hyperpigmentasi areola mamae.
Abdomen : Tampak pembesaran perut sesuai umur kehamilan,tidak tampak
adanya linea nigra,tidak tampak adanya strie gravidarum,tidak tampak adanya bekas
luka operasi.
Genetalia : Vulva tidak tampak oedema,tidak tampak varises dan tidak tampak candiloma.
Anus : Tidak tampak adanya haemoroid.
Ekstrem atas : Simetris, tidak tampak adanya oedema dan varises,
tangan bagian kanan tampak terpasang infuse RL.
Ekstrem Bawah : Simetris,tidak
tampak oedema dan varises serta tidak tampak gangguan pergerakan.
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba adanya benjolan
abnormal.
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan vena jugularis.
Mamae : Tidak teraba adanya tumor, tidak ada nyeri
tekan, colostrum sudah keluar Å/Å.
Abdomen : Leopold I : 3 jari di bawah Px, pada bagian fundus
uteri teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong janin).
Leopold II : Pada perut Ibu sebelah kiri teraba keras, datar dan memanjang seperti
papan (Puki) dan pada perut
ibu sebelah kanan teraba bagian kecil janin (kaki dan
tangan).
Leopold III : Pada bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting
(kepala janin),kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, kepala tidak dapat digoyangkan (divergen).
4/5
Menurut Spiegelberg : TFU :
30cm di atas simphisis
Menurut
Jonshon-Tausak: TBBJ : (30-11) x 155 = 2945 gram
c.
Auskultasi
Dada : Tidak terdengar bunyi wheezing dan ronchi
Abdomen :
DJJ terdengar disebelah kanan perut ibu, sejajar dengan pusat agak kebawah
dengan frekwensi 140x/menit.
d.
Perkusi
Ekstrem bawah : Reflek patella : positif/positif
e. Pemeriksaan Dalam
VT tanggal
13/11/11
Jam 09.35 :5 cm/ eff 75% / Let kep / UUK / HII /Ket
+
10.15 :10cm / eff % / Let kep / UUK / H III+ /
Ket -
f.
Pemeriksaan Penunjang
HB 8,1
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN (INTERPRETASI DATA)
Dx : Ny”W” G׀׀P׀000׀UK 40 minggu,Tunggal, Hidup, Intra uterin,
letak kepala, inpartu kala I fase aktif keadaan ibu dan janin lemah dengan
ANEMIA SEDANG
Ds : Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ke-2 dengan umur kehamilan 9 bulan, merasa kenceng-kencengbertambah
waktu bertambah sakit serta
mengeluarkan lendir bercampur darah dan kepalanya terasa pusing.
Do : Keadaan
Umum
:Baik
Kesadaran : ComposMentis
TTV
: TD :100/60 mmHg
N
: 82x /menit
S :
36,2 0C
RR : 22 x /menit
DJJ :
140 x/m
Leopold I :TFU 3 jari di bawah Px,pada bagian fundus
uteri teraba bulat, lunak,tidak
melenting( bokong)
Leopold II : Pada
perut Ibu sebelah kanan teraba keras,datar dan memanjang seperti papan (Puka) dan pada perut
ibu sebelah kiri teraba bagian kecil
janin (kaki dan tangan).
Leopold III : Pada
bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala janin),kepala sudah masuk
PAP.
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, kepala tidak dapat digoyangkan (divergen).
4/5
Periksa Dalam:
©
Vulva :
Keluar darah bercampur lendir
© Pembukaan :
10cm
©
Effecement : 100%
©
Ketuban : Utuh
©
Presentasi : Belakang kepala
©
Denominator :
UUK
©
Penurunan
kapala : Hodge III +
Kebutuhan : - Dukungan /support mental dari
keluarga serta petugas kesehatan
Lingkungan
yang nyaman
- Observasi CHPB dan TTV
- Penjelasan tentang kemajuan persalinan
- Pendampingan oleh suami / keluarga
- Transvusi darah
Masalah :-
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN MASALAH POTENSIAL
Terjadi HIPOKSIA
IV.
KEBUTUHAN SEGERA
-OKSIGENASI
-TRANSFUSI
V.
RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH
Diagnosa:Ny”W” G׀׀P׀000׀UK 39-40 minggu,Tunggal, Hidup, Intra
uterin, letak kepala, keadaan jalan lahir normal, K/U ibu dan janin LEMAH,
inpartu kala I FASE AKTIF dengan ANEMIA SEDANG
Tujuan : Setelah
dilakukan Asuhan Kebidanan selama 1 6 jam diharapkan persalinan dapat berjalan secara fisiologis dan kadar
HBnya tidak turun.
Kriteria hasil : a.TTV normal :
TD = 110/70 – 120/80 mm Hg
N = 80 – 100 x
/menit
S = 365 - 375
0C
RR = 18 – 20 x /menit
b.Persalinan
berjalan dengan Normal
Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeautik pada klien
R/ Dengan pendekatan terapeutik maka akan tercipta antara klien dengan
petugas kesehatan.
2.
Jelaskan kondisi pasien
R/ Pasien mengetahui kondisi kesehatannya.
3. Observasi
TTV dan CHPB
R/ Mendeteksi dini adanya komplikasi pada ibu .
4.
Beritahukan tentang kondisi ibu dan kemajuan
persalinannya.
R/ Selama proses persalinan ibu merasa cemas dan
khawatir.
5. Persiapan
alat-alat
R/ Penanganan Proses persalinan lebih efektif .
6. Berikan cairan dan nutrisi
R/ Dengan diberikannya cairan dan nutrisi maka kebutuhan klien akan nutrisi
tercukupi sehingga dapat digunakan sebagai tenaga untuk mengejan selama
persalinan.
7. Pastikan kandung kemih kosong
R/ Kandung kemih yang penuh dapat
menghalangi turunnya kepala janin.
8. Berikan asuhan persalinan 58 langkah
R/ Dengan asuhan persalinan normal
58 langkah proses persalinan berjalan efektif
9. Observasi 2 jam post partum
R/ Dengan observasi 2 jam post
partum keadaan klien dapat dipantau serta deteksi dini adanya komplikasi
VI.
IMPLEMENTASI
NO
|
Hari
Tanggal,Jam
|
Kegiatan
|
TTD
|
1
|
Kamis
13
11 11
09.50 WIB
10.50
WIB
|
v Melakukan pendekayan terapeautik kepada
klien dengan cara :
-
Memperkenalkan
diri kepada klien dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien.
-
Menanyakan
data klien,serta keluhan yang dirasakan klien.
v Memberitahu
ibu bahwa kondisi kesehatannya lemah.
v Mengobservasi
TTV dan CHPB
His : 5 x 45” x 10’
DJJ : 140x/mnt
VT: 10cm
Eff:100%
Presentasi: Letak kepala
Hodge:III+
Ket:(-) warna jernih
v Memberitahu
ibu bahwa pembukaannya sudah lengkap,keadaan ibu dan janin baik.
v Memeriksa
kelengkapan alat,bahan dan obat-obatan
-
Partus set
-
Larutan Chlorin
-
Peralatan untuk BB
-
Tempat sampah
-
Baju,handuk bayi
-
Obat-obatan (Pitogin,Metil Ergometrin,Vit
K,Salep mata)
v Memberikan cairan dan nutrisi
kepada klien saat untuk persiapan tenaga saat mengejan selama persalinan (ibu
minum teh hangat )
v Memastikan kandung kemih kosong untuk
mempercepat turunnya kepala
v Melakukan
pertolongan persalinan denga58 langkah.
|
|
VII.
EVALUASI
KALA I
S :Ibu mengatakan perutnya
terasa kenceng-kenceng.
O :KU :baik
Kesadaran :Composmentis
VT :Pembukaan :10cm
Eff :100%
Presentasi :
Kepala
Denominator :
UUK
Hodge :
III+
Ketuban :
Pecah (jernih)
A : Ny”W” G׀׀P׀000׀UK 39-40
minggu,Tunggal, Hidup, Intra uterin,
letak kepala, keadaan jalan lahir normal, K/U ibu dan janin LEMAH, inpartu kala I FASE AKTIF dengan ANEMIA SEDANG
P :Langkah 1 - 27
1) Melihat tanda – tanda gejala kala II (
doran , teknus, Perjol, Dan Vulka )
2) Memeriksa kelengkapan dan mematahkan simpul oksitosin kemudian memasukan spuit
kedalam portus set.
3)
Memakai celemek
4)
Memastikan tangan tidak memakai perhiasan dan mencuci
kedua tangandengan sabun dan air mengalir
5)
Memakai sarung tangan steril
6) Memasukkan oksitosinke dalam spuit dan
meletakkan kedalam partus set.
7)
Melakukan Vulva Hygienie
8) Melakukan pemeriksaan dalam ( VT ) dengan
hasil pemeriksaan pembukaan lengkap ( 10cm )
9) Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan
klorin kemudian merendam Handscoon dalam keadaan terbaik kemudian mencuci
tangan.
10) Melakukan
pemeriksaan DJJ
11)
Memberitahu
kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik kemudian meminta ibu
untuk meneran saat ada HIS
12)
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
meneran
13)
Melakukan pimpinan meneran saat ada HIS dan istirahat
saat tidak ada HIS, member minum ibu saat istirahat dan memeriksa DJJ.
14)
Saat kepala janin terlihat di Vulva 5 -6 cm, pasang
handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
15) Mengambil kain bersih lalu melipat 1/3
bagian dan meletakkan dibawah bokong ibu
16) Membuka tutup partus set dan memperhatikan
kembali kelengkapan alat dalam partus set dan obat- obatan serta mendekatkan
alat didekat pasien.
17)
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18)
Saat sub-occiput tampak dibawah simphisis, tangan kanan
melindungi perineum dan dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu sementara
tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu
cepat saat kepala lahir.
19)
Setelah kepala lahir, mengusapkan kassa atau air bersih
untuk membersihkan muka bayi dari lender dan darah.
20)
Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21)
Menunggu hingga janin melakukan putar paksi luar
22)
Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan
kedua telapak tangan biparental kepala janin, tarik secara hati-hati kea rah
bawah sampai bahu depan lahir, kemudian tarik secara hati – hati kearah atas
sampai bahu belakang lahir.
23)
Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala,
leher dan bahu janin bagian posterior ( belakang ) dengan posisi ibu jari peda
leher dan keempat jari pada bahu sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu
bagian anterior ( depan ) saat badan dan lengan lahir.
24)
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin.Untuk memegang tungkai bawah,
selipkan jari telunjuk tangan kiridiantara lutut janin.
25)
Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu
pada lengan kanan sedemikian rupa
sehingga bayi mengahadap kearah penolong. Lakukan penilaian dengan segera
kemudian letakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari
pada badan.
Bayi
lahir spontan tanggal 13 November 2011, jam 10.40 WIB
Jenis
kelamin : Laki-laki,bayi lahir langsung
menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerak aktif.
26) Segera mengeringkan bayi, pembungkus kepala dan
badan bayi.
27) Memeriksa Fundus uteri untuk memastikan
bahwa kehamilannya tunggal .
KALA II
S : Ibu mengatakan dirinya merasa lega karena
anaknya sudah lahir dalam keadaan sehat.
·
:Bayi lahir jam 10.40 WIB
·
Bayi lahir langsung menangis
·
Gerak aktif
·
Tangis kuat
A : Kala
III
P :Langkah 28 s/d 40
28) Memberitahu ibu bahwa akan disuntik agar uterus berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1menit,setelah bayi lahir Menyuntikkan oksitosin 10 unit IM
di 1/3 paha atas bagian distal lateral.
30) Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
umbilikus bayi. Melakukan urutan isi tali pusat ke arah ibu dan memasang klem
ke 2 dengan jarak 2cm dari klem pertama.
31) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri dengan
pelindungan jari – jari tangan kiri lalu memotong tali pusat diantara 2 klem .
32) Menjepit tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi kemudian
melingkarkan benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul mati.
33) Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering. Membungkus
bayi hingga kepala, kemudian bayi diberikan kepad ibunya untuk disusui.
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10cm dari Vulva.
35) Meletakan tangan kiri diatas simpisis, menahan bagian bawah uterus
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem dengan jara 5 – 10
cm dari vulva.
36) Saat uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial.
37) Jika dengan peragangan tali pusat terkendali,
tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa ada pelepasan plasenta, minta
ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan enarik tali pusat ke arah
bawah kemudian ke arah atau sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta
tampak di vulva .
38) Setelah
plasenta tampak di vulva teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati, dan
tangan kiri berada dibawah plasenta sementarabtangan kanan membantu menerima
plasenta sambil memutar searah jarum jam.
39) Segera setelah plasenta lahir, tangan kiri
melakukan Masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus secara sirkular
dengan menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus
baik.
40) Memeriksa kelengkapan plasenta
tanggal : 13-11-2011 jam: 10.50 WIB
S:Ibu mengatakan lega karena ari-arinya sudah
lahir
O: Kontiledon dan selaput ketuban : lengkap
Panjang
tali pusat : 45cm
Tidak
ada kelainan
TTV :TD :100/60 mmhg
N: 80x/m
RR:24
x/m
S:
36,7 C
A: P׀׀0002
P:Penatalaksanaan kala IV
41) Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum yang
menimbulkan perdarahan aktif.
42) Memeriksa kembali kontraksi uterus dan tanda
adanya perdarahan pervaginaan
43) Biarkan
bayi tetap kontak kulit dengan kulit ibunya minimal 1jam
44) Setelah 1 jam bayi lahir, lakukan
penimbangan bayi dan beri tetes mata antibiotik Profilaksis serta vitamin K 1mg di paha kiri anterolateral.
45) Setelah 1 jam dari pemberian
vitamin K 1 mg, berikan imunisasi Hb1 di paha kanan anterolateral.
46) Melakukan observasi terhadap kontraksi uterus
untuk menilai perdarahan pervaginaan.
47) Mengajarkan kepada ibu atau
keluarga untuk melakukan masase uterus dan menilai kontraksi uterus
48) Mengevaluasi jumlah perdarahan
yang terjadi.
Kontraksi
uterus : Baik (keras)
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kandung
kemih : -
Perdarahan : ± 100cc
49) Memeriksa TTV, TFU, kontraksi
uterus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam kedua.
50) Pastikan kembali bahwa bayi
bernafas normal.
51) Merendam semua peralatan bekas
pakai ke dalam larutan klorin 0,5%.
52) Membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53) Membersihkan ibu dari sisa air
ketuban, lendir, dan darah dengan air DTT serta mengganti pakaian ibu dengan
pakaian bersih dan kering.
54) Memastikan ibu merasa nyaman dan
memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
55) Dekontaminasi tempat persalinan
dengan larutan klorin 0,5%.
56) Mencelupkan sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya kedalam larutan 0,5%.
57) Mencuci kedua tangan dengan sabun
dan air mengalir.
58) Mendokumentasikan dengan
melengkapi partograf.
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI
a)
Inspeksi
Kepala
|
:
|
Simetris, tumbuh rambut warna
hitam, bersih, tidak tampak caput succedeneum dan cephal hematom, ubun-ubun
belum menutup ,tampak cembung.
|
Muka
|
:
|
Simetris, kemerahan, tidak tampak icterus
|
Mata
|
:
|
Simetris, conjugtiva berwarna
merah muda, sklera putih,mata tidak
tampak cowong
|
Hidung
|
:
|
Simetris, bersih tidak ada
serumen
|
Mulut
|
:
|
Simetris, bibir atas dan bawah
terbentuk,
tidak tampak labiopalatokisis.
|
Leher
|
:
|
Simetris, tidak tampak
pembesaran kelenjar tyroid dan pembendungan vena jugularis
|
Dada
|
:
|
Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada.
|
Mamae
|
:
|
Simetris, puting susu menonjol,
areola mamae kemerahan
|
Abdoment
|
:
|
Bersih, tidak ada perdarahan,
tali pusat belum kering dan belum lepas, serta lembek.
|
Punggung
|
:
|
Simetris, tidak tampak spina bifida
|
Genetalia
|
:
|
Bersih, labia mayor menutupi
labia minor.
|
Anus
|
:
|
Tidak tampak atresia ani
|
Ekstrem.atas
Ekstrem.bawah
|
:
:
|
Simetris, tida tampak kelainan kongenital seperti
polidaktili, sindaktili, mikroamelia.
Simetris, tidak tampak kelainan kongenital seperti
polidaktili, sindaktili, mikro amelia, pes varus, pes valgus.
|
b)
Palpasi
- Kepala : Tidak
ada benjolan abnormal, tidak ada kelainan
seperti : chepal hematoma, caput succedenum, anansefalus dan hidrosefalus.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
pembendungan pembuluh vena jugularis
c)
Auskultasi
Dada :Tidak terdengar bunyi ronchi, wheezing
dan murmur
* BB
: 3180 gram
* PB
: 51 cm
* LK
: SOB : 32 cm
FO
: 33 cm
MO :
35 cm
* LD
: 33 cm
* LA
: 34 cm
KALA IV
Tanggal :13 November 2011
Jam : 12.40 WIB
S :
- Ibu mengatakan lega dan senang melahirkan anak ke-1 dengan selamat
-
Ibu mengatakan badannya masih lemas
O :
- K/U : Cukup
- TTV
: TD : 110/60 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36ºC
-
TFU :
2 jari dibawah pusat
- UC
: Baik (
keras )
- Perdarahan : ± 2 kotek
- Lokhea :
Rubra
- ASI :
Positif (+/+)
- BAK :
Belum
- BAB : Belum
A : Ny”Y” P׀׀0002 2 jam post partum dengan keadaan umum ibu
baik
P : - Observasi TTV,TFU,UC,dan perdarahan
- Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
secara bertahap
- Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
alat genetalia
- Ajari ibu untuk perawatan luka perineum
- Anjurkan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif selama 6 bulan
- Ajari ibu cara meneteki yang benar
-Transvusi darah
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi obat per oral
*
Amoxilin 3 x 500 mg
*
asam mefenamat 1 x 1
Tablet
BAB IV
PENUTUP
B.
Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
di dunia keluar dari rahim mulai jalan lahir atau dengan jalan lain.
Persalinan dibedakan menjadi 2,yaitu :
1.
Menurut
cara persalinan
2.
Menurut
usia kehamilan
Sebab-sebab
terjadinya persalinan diantaranya adalah adanya teori penurunan hormon, teori
oksitosin internal, dan yang lainnya. Faktor-faktor penting dalam persalinan
diantaranya adalah power, passage, passanger, penolong persalinan, psikis, posisi, dan penolong. Beberapa tanda-tanda persalinan ada 4, yaitu : his yang
adekuat, bloody show, pecahnya ketuban, dan adanya pendataran, pembukaan serta penipisan servik. Persalinan dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu : Kala I (kala pembukaan), Kala II (kala pengeluaran janin), Kala III(kala
pengeluaran uri), Kala IV (kala observasi), dan lamanya persalinan pada primigravida ± 10-12
jam serta pada multigravida ± 8-10 jam.
Pada masa
persalinan seorang ibu membutuhkan perawatan yang komprehensif dan juga
dukungan emosional dari keluaraga yang menunggu, sehingga diharapkan saat
persalinan dapat berjalan
dengan normal.
Dari kasus yang saya kaji dan telah dilakukan
pelaksanaan yang adekuat, ternyata tidak jauh beda antara pelaksanaan dalam
teori dengan pelaksanaan di lapangan pada study kasus ini.
C.
Saran
(1 )Bagi Klien
§ Klien lebih percaya diri sehingga
nantinya pada saat nifas kondisi dirinya serta bayinya baik-baik saja.
§ Klien menjalankan apa yang telah
dinasehatkan oleh petugas kesehatan.
§ Klien dapat memahami kondisi dirinya
serta bayinya.
(2) Bagi Mahasiswa
§ Belajar lebih giat lagi untuk lebih memahami teori yang ada, sehingga
dapat menyesuaikan dengan kasus
yang ada di lapangan.
§ Lebih kooperatif dalam melaksanakan praktek .
(3) Bagi Institusi Kesehatan
§ Lebih sabar dalam memberikan
bimbingan kepada
mahasiswa yang praktek
§ Mempertahankan pelayanan yang sudah
baik
§ Memperbaiki pelayanan yang ada sesuai dengan protap dan srandart kesehatan.
(4) Bagi Institusi Pendidikan
§ Lebih sabar dalam memberikan bimbingan
kepada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar,Rustam,Prof.Dr.1998.Sinopsis
Obstetrii Jilid 1.Jakarta : EGC.
Prawirohardjo,Sarwono.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.Jakarta :PT.Tiga Putera Begawan.
Tim Penyusun.2007.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta
: JHPIEGO.
Wiknjosastro,Hanifa
;dkk.2005.Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde, Prof.
Dr.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG
Tim Revisi PDT Sub Komite Farmasi
Dan Terapi.2008. Pedoman Diagnosa Dan
Terapi Bag/ SMF Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan. Surabaya: FK UNSSAIR
Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar