rotatesnake

rotatesnake
pantai BeduL,,,Banyuwangi city_

Senin, 11 Juni 2012

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR



ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny “LUMUR 1 HARI
DENGAN BCB SC BBLN
DI RUANG RGP RSIA MUSLIMAT
JOMBANG          

Description: C:\Users\TOSHIBA\Documents\Images\logo\Akbid.jpg

Disusun oleh :
Nur Alfi Abida
NIM.7209010

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL  ‘ULUM
JOMBANG
2011






KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. yang mana berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nyalah, sampai akhirnya Asuhan Kebidanan ini dapat disusun dan terselesaikan.
Sholawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benerang yakni Addinul Islam Wal’alimin.
Pada penyusunan Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan tak jauh dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung pada penulis. Pada akhirnya ada tepat kiranya penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Bpk. Dr. H. M. Zulfikar As’ad Umar, MMR, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang
2.      Ibu Hj. Sabria Dwi Prihartini,SKM. Selaku Direktur Prodi D-III Kebidanan FIK Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang
3.      Ibu Ninik Azizah, SST, selaku Pembimbing Akademik
4.      Ibu Richa darismaya Amd.Keb dan Ibu Virnalisa damayanti selaku pembimbing ruangan
        Disadari sepenuhnya bahwa Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran dari pembaca sekalian kami harapkan.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pada penulis khususnya. Amin ….


Jombang,10 November 2011


                                                               Nur Alfi Abida



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi  2. (1) Bayi Normal (sehat) memerlukan perawatan bisaa. (2) Bayi Gawat (High Risk Baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan pendarahan. Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi. Pada kelahiran abnormal, yang memerlukan pertolongan spesialis, bayi baru lahir diurus oleh bidan, dan bila di rumah sakit yang dilengkapi dengan unit kesehatan bayi, hendaknya ditangani oleh dokter anak.
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian parinatal dan neonatal karena masih banyak bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan baik fisik maupun mental.
Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan abru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayu baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir.
Maka pelayanan kebidanan selayaknya dilaksanakan berdasarkan teori yang dapat dipetanggungjawabkan dan berdasarkan kenyataan. Dengan demikian penulis ingin melakukan pengkajian dengan asuhan kebidanan pada BBL normal.

1.2.  Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola piker secara ilmiah ke dalam proses asuhan kebidanan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah Bayi Baru Lahir.

1.3.  Tujuan Khusus
a.       Melakukan pengkajian data
b.      Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
c.       Mengantisipasi masalah potensial
d.      Mengidentifikasi kebutuhan segera
e.       Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
f.       Melaksanakan rencanan tindakan yang telah ditetapkan
g.      Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan


BAB II
LANDASAN TEORI


A.    Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan kepada bayi tersebut selam jam pertama setelah kelahira. Sebagian besar bayi yang lahir akan menunjukan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir:
Ø  Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
Ø  Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin, segera setelah melahirkan badan bayi:
Ø  Sambil secara cepat menilai pernafasannya, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu
Ø  Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lender dari wajah bayi untuk mencgah jalan udaranya kehalang. Periksa ulang pernafasan bayi.
Catatan :    sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.
-          Bila bayi tersebut menangis atau bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30 x/menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya
-          Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, SEGERALAH CARI BANTUAN dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
Persiapan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklampsia perdarahan, persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.

Ø  Klem dan potong tali pusat
-          Klemlah tali pusat dengan 1 buah klem sambil melindungi bayi dari guntingan dengan tangan kiri anda
-          Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
-          Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
Jangan mengoleskan salep apapun, atau zat lain ke tampuk tali pusat. Hindarilah pembungkusan tali pusat. Tampuk tali pusat yang tidak tertutup akan mongering dan puput lebih cepat dengan komplikasi yang lebih sedikit.

Ø  Jagalah bayi agar tetap hangat
-          Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
-          Gantilah handuk/kain yang basah, dan bungkus bay tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah terjadinya keluarnya panas tubuh.
-          Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
o   Apabila telapak bayi terasa dingin, periksalah suhu axila bayi
o   Apabila bayi kurang dari 36,5 segeralah hangatkan bayi tersebut.
Ø  Kontak dini dengan ibu
-          Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk:
o   Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
o   Ikatan batin dan pemberian ASI
-          Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah “siap” (dengan menunjukkan refleks rooting). Jangan paksakan bayi untuk menyusu.
Bila memungkinkan jangan pisahkan ibu dengan bayinya, dan biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit satu jam setelah persalinan.

Ø  Pernafasan
Sebagian besar bayi akan bernafas secara spontan. Pernafasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
-          Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
-          Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal berikut:
o   Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
o   Gosoklah punggung bayi dengan lembut
-          Jika bayi belum mulai bernafas setelah beberapa detik. Lakukan resusitasi
-          Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali/menit). Berilah oksigen pada bayi dengan masker.
Ø  Perawatan mata
-          Obat mata eritomisin 0,5 atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir.
Jangan tinggalkan ibu dan bayi seorang diri kapanpun.


B.     Asuhan Bayi Baru Lahir
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut:
Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitasnya.
Pehatikan suhu tubuh bayi
o   Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam, dan hanya setelah itu jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunya 36,5 OC atau lebih
o   Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup

Pemeriksaan fisik bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Ketika memeriksa BBL ingat butir-butir penting berikut:
o   Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
o   Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi
o   Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju jari-jari kaki
o   Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan
o   Rejam hasil pengamatan (dan setiap tindakan yang diperlukan bantuan lebih lanjut)

Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada BBL, lakukan hal-hal berikut:
o   Semua BBL normal dan cukup bulan perlu diberikan vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari
o   Bayi resiko tinggi diberi vitamin K paenteral dengan dosis 0,5 hmg IM
Identifikasi bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap BBL dan harus tetap ditempatkan sampai waktu bayi dipulangkan.
o   Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
o   Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum
-          Nama (bayi, ibunya)
-          Tanggal lahir
-          Nomor bayi
-          Jenis kelamin
-          Unit kelamin
o   Disetiap tempat harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, dan nomor identifikasi
o   Sidik telapak bayi, kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut, dan catat dalam rekam medis
o   Perawatan tali pusat
-          Perhatikan sisa tali pusat dalam keadaan terbukan agar terkena udara dan ditutupi dengan kain bersih secara longgar
-          Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
-          Jika tali pusat terkena kotoran atau tinaj, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul
o    Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu danbayi dipulangkan kerumah berikan imunisasi: BCG, polio oral, dan hepatitis B
o   Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua agar merujuk bayinya segera untuk perawatan lebih lanjut. Jika ditemui tanda-tanda tersebut.
o   Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir:
-          Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2 -3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama
-          Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu
-          Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat, kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan, pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan. Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih dan kering.
-          Jagalah tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
-          Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
-          Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
-          Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi
-          Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusui kurang baik
o   Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir:
-          Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x/menit
-          Kehangatan – terlalu panas > 38 OC atau terlalu dingin < 36 OC
-          Warna – kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru, pucat atau memar
-          Pemberian makanan - hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
-          Tali pusat – merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk berdarah
-          Infeksi – suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
-          Tinja/kemih – tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender, atau darah pada tinja
-          Aktifitas – menggigil, atau tangis tidak bisaa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus
=> cari pertolongan medis segera jika timbul hal diatas <=

C.    Pencegahan Kehilangan Panas
Hepotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah/tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
Ø  Mekanisme kehilangan panas
-          Evaporasi :  jalan utama bayi kehilangan panas, kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas  tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan atau diselimuti.
-          Konduksi  :  kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung antara tubuh bayi dg permukaan yg dingin, meja tmpat tidur/timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi melalui mekanisme kondisi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
-          Konveksi   :  kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Kehilangan juga dapat terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angina, hembusan udara melalui ventilasi/pendingin ruangan.
-          Radiasi      :  kehilangan panas yang terjadi Karen bayi di tempatkan di dekat benda-benda yang mempunayi suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

Ø  Mencegah kehilangan panas :
1.      Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir, untukmencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan di atas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernafasannya.
2.      Selimuti bayi pada bagian kepala
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi/diselimuti setiap saat, bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi akan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak ditutupi.
3.      Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat
Segera setelah mergeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handk/kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah di dekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi.
4.      Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas
5.      Jangan segera memandikan/menimbang BBL
Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) 6 jam setelah lahir.


D.    Tinjauan Kasus Varney
I.             Pengkajian
Yaitu sekumpulan data yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada pasien. Namun apabila pasien dalam keadaan koma, maka wawancara bisa dilakukan oleh keluarga, pengantar atau pendamping pasien.
Data yang tercantum dalam pengkajian:
a.       Data Subyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung baik kepada pasien atau keluarganya.
Data subyektif sendiri dari anamnesa terhadap pasien melalui dari keluhan utama, kebiasaan sehari-hari sampai riwayat kehamilan dan kelahirannya.
1.      Anamnesa
Ø  Umur bayi dan orang tua
Ø  Tnggal dan jam bayi dilahirkan
Ø  Jenis kelamin bayi
Ø  Berat badan dan panjang badan bayi, untuk mengetahui status nutrisi bayi
Ø  Agama
Ø  Pendidikan orang tua
2.      Riwayat penyakit kehamilan  
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu ketika hamil di masa lalu maupun sekarang agar tindakan medis yang diambil tepat dan aman untuk bayinya dan ibunya.
3.      Kebiasaan waktu hamil
Aktifitas yang dilakukan klien sewaktu hamil seperti makanan dan minuman beralkohol, atau minuman-minuman lainnya yang dikonsumsi saat hamil, obat-obatan/jamu, kebiasaan merokok dan lain-lain.
4.      Riwayat persalinan sekarang
Ø  Jenis persalian       :  normal/seksio sesaria/episiotomi
Ø  Ditolong oleh        :  dukun/bidan/dokter
Ø  Lama persalinan    : 
a.       Kala I
Dimulai sejak terjadinya konstaksi uterus dan pembukaan serviks mencapai pembukaan lengkap (10 dibagi menjadi):
-          Fase laten  :      pembukaan serviks < 4 cm
o   dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap
o   berlangsung + 8 jam
-          Fase aktif  :      frekuensi dan lama kontraksi meningkat (kontraksi adekuat jika terjadi lebih > 8 x dalam waktu 10 dan berlangsung 40)
Dibagi mejadi: :  -     Periode akselerasi => p 3 – 4 cm
-          Periode dilatasi max => p 4 – 9 cm
-          Periode deselerasi => p 9 – 10 cm

b.      Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh badan bayi
-          Ketuban pecah; spontan/amniotomi
-          Komplikasi persalinan
-          Untuk mengetahui keadaan abnormal bayi dan ibu
Ø  Keadaan BBL
Nilai apgar score. Normal : 7 - 10
Ø  Resusitasi
Dilakukan jika bayi mengalami kesulitan bernafas setelah 60 detik pasca persalinan

b.      Data Obyektif
Adalah data pengkajian yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan secara langsung kepada pasien dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasiennya sekarang.
1.      Pemeriksaan fisik
Bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik pasien, pemeriksaan ini dilakukan secara “head to toe”
            Tanda-tanda vital
Keadaan umum    :  baik
Suhu                     :  BBL bernafas tidak teratur 30-80 x/menit, dengan rata-rata + 40 x/menit
Nadi                     :  BBL frekuensinya 110 – 160 x/menit dengan rata-rata + 130 x/menit
BB sekarang         :  bayi aterm dengan BB > 2.500 gr
            Pemeriksaan fisik secara sistematis
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi
Ø  Kepala
Periksa kesemetrisan, adanya kelainan cepal haematoma, caput succedaneumanen chepalus, hidrocepalus, meningokel.
Ø  Ubun-ubun
Periksa suturanya    =>  sutura fiontalis dextra + sinistra
                                      sutura coronaria (sela mahkota)
          sutura lamboidea (sela lamda)
          sutura sagitalis (sela panah)
Ø  Muka
Adanya kelainan seperti tidak mengerutnya dahi/menutup mata sebelah sudut bibir tertarik ke satu sisi (paralysis wajah)
Ø  Mata
Periksa pupil, sclera, conjungtiva
Tanda-tanda infeksi seperti pus
Ø  Telinga
Periksa kesemetrisan dengan menarik garis antara telinga dan mata bayi
Ø  Hidung
Periksa adanya pernafasan cuping hidung
Periksa kesemetrisan hidung kanan dan kiri
Ø  Mulut
Periksa adanya bibir sumbing/labiopalatos kizis
Periksa bibir dan palatum
Reflek hisap dan menoleh dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusui
Ø  Leher
Periksa adanya pembengkakan kelenjar teroid dan limfe

Ø  Dada
Periksa bentuk dada
Putting susu menonjol (pada )
Dengarkan bunyi nafas dan jantung
Ø  Tali pusat
Periksa penonjolan di sekitar tali pusat pada saat bayi menangis
Adanya perdarahan tali pusat atau tidak
Tali pusat lembek pada saat bayi menangis
Ø  Punggung
Periksa adanya spina bitida/meningokel
Ø  Ekstremitas
Periksa adanya kelainan pada bagian jari:
o   Mikro Amelia    :  jumlah jari < 5
o   Polidaktili          :  jumlah jari > 5
o   Amelia               :  tidak punya jari
o   Sindaktili           :  jari seperti bebek, antara satu dan yang lain disatukan oleh sebuah selaput.
Ø  Periksa adanya kelainan pada kaki
Pes varus     :  mengarah kedalam, seperti huruf “O”
Pes valgus   :  mengarah keluar, seperti huruf “X”
Ø  Genetalia
Kelamin    :  testis berada di skrotum atau tidak
                       Penis berlubang
Kelamin    :  vagina berlubang atau tidak
                       Uretra berlubang atau tidak
                       Labia mayora menutupi labia minora atau tidak
Ø  Anus
Periksa adanya atresia ani/anus imperforate dengan melakukan colok anus menggunakan temperatur rectal
Ø  Reflek
o   Reflek moro                  :  reflek memeluk, terjadi jika menepuk tangan, bayi akan kaget yang ditandai dengan pengerakan tangan spontan
o   Reflek rooting               :  reflek menoleh, dengan menyentuh pipi bayi maka bayi akan menoleh kesumber rangsangan
o   Reflek walking              :  reflek berjalan, terjadi jika bayi diletakkan di perut ibu maka bayi akan merangkak menuju putting susu ibu (tanpa digendong)
o   Reflek graphs/planter    :  reflek tangan menggenggam, dilakukan dengan merangsang tangan bayi dengan jari kita, maka bayi akan menggenggam jari tangan kita
o   Reflek sucking              :  reflek hisap (menghisap) terlihat pada saat bayi menyusu ibunya
o     Reflek tonick neck      :  refleks mengangkat kepala, secara spontan ketika bayi ditengkurapkan di atas perut ibu untuk menyusu.
Ø  Antopometri
Lingkar kepala dibagi:
a.       (SOB) => Sub Occipita Bregmatica
pengukurannya mulai Sub Occipita – Uub, normalnya =         32 cm
b.      (FO) => Sub Fronto Occipita
pengukurannya mulai pangkal hidung belakang kepala, normal =         34 cm
c.       (MO) => Mento Occipita
pengukurannya mulai dagu belakang kepala, normal =         35 cm
Ø  Eliminasi
o   Miksi           :  sudah keluar apa belum dalam 24 jam
o   Mekontun    :  sudah keluar apa belum dalam 24 jam

II.          Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Untuk menentukan diagnosa/masalah berdasarkan data subyektif dan data obyektif

III.       Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Untuk menentukan diagnosa dan diagnosa pontensial sesuai dengan diagnosa dan masalah yang sudah diidentifikasi

IV.       Identifikasi Kebutuhan Segera
Untuk mengidentifikasi perlunya tindakan segera atau bidan/dokter guna dikonsultasikan/ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

V.          Intervensi
Menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional meliputi:
1.      Terapi dan asuhan
2.      Pendidikan kesehatan
3.      Konseling
4.      Kolaborasi
5.      Rujukan
6.      Tindak lanjut

VI.       Implementasi
Melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah V.

VII.    Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan mengacu pada kriteria hasil, menggunakan format SOAP yaitu :
S : data yang didapat dari pernyataan klien secara langsung
O  :  data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
A  :  pernyataan yang terjadi antara S dan O
P : perencanaan yang ditentukan sesuai dengan permasalahan yang terjadi.


BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Bayi Ny. “L” Umur 1 hari
Dengan BCB SC BBLN
Di Ruang RGP( Rawat Gabung Parsial)
 RSIA MUSLIMAT
JOMBANG

I.             Pengkajian
No Reg   :           06-24-68
Ruang     :           RGP
Tanggal  :           25 Oktober 2011
Jam         :           11.00 WIB
A.    Identitas/Biodata
Nama bayi          :  Bayi Ny. “L”
Umur                  :  1 hari
Tgl/jam/lahir       :  25 Oktober 2011            pukul : 10.22
Jenis kelamin      :  Perempuan (♀)
Berat badan lahir   : 3340 gr
Panjang Badan     : 50cm

Nama Ibu      : Ny Lucky
Umur             : 28 thn
Agama           : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan    : S1
Pekerjaan       : PNS
Alamat           : Tembelang
Nama Ayah   : Tn. Anom
Umur             : 34 thn
Agama           : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan    : S1
Pekerjaan       : Wiraswasta


B.     Anamnesa
1.      Keluhan Utama
-
2.      Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 40 minggu dan ibu memeriksakan kehamilannya pada bidan.
o   Riwayat prenatal
Trisemester I      :  Ibu mengatakan mual dan muntah biasa
Trisemester II     :  Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan
Trisemester III   :  Ibu mengatakan seling kencing

3.      Riwayat Persalinan sekarang
Bayi Ny. “L” lahir tanggal : 25-10-2011     jam : 10.22wib
Jenis Persalinan        : SC( sexcid Caesar) a/i LTP
Ditolong oleh           : Dokter Obgyn : dr.Teguh SpOG.
Lama Persalinan       :
         Kala 1  :-
         Kala 2  :-
Ketuban Pecah
         Warna : keruh
Komplikasi Persalinan
4.      Riwayat Neonatal
a.                Keluhan Utama :-
b.      Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi lahir secara sexsio caesarea dengan berat lahir 3340 gr , mendapat perawatan diruaang RGT
c.                Keadaan Bayi baru lahir
Lahir :SC
BBL :3340 gr
ASI/PASI:+/+
Nilai Score down :0-<4

No
Penilaian
0
1
2
Jumlah nilai
1.
2.
3.

4.

5.
Frekuensi nafas
Retraksi           
Sianosis

Air entry

Merintih
þ < 60 x/menit
þ Tidak ada retraksi
þ Tidak sianosis

þ Udara masuk bilateral baik
þ Tidak merintih
60-80 x/menit
Retraksi ringan
Sianosis hilang dengan O2
Penurunan ringan udara masuk
Dapat didengar dengan stetoskop
> 80 x/menit
Retraksi berat
Sianosis menetap walau diberi O2
Tidak ada udara masuk

Dapat didengar tanpa alat bantu
< 4

Penilaian klinik :
Skor < 4     = tidak ada gawat nafas
Skor 4-7     = gawat nafas
Skor > 7     = ancaman gagal nafas (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)
5.      Riwayat Imunisasi
Belum mendapatkan pelayanan Imunisasi

6.      Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun, seperti: kencing manis, tekanan darah tinggi, asma dan tidak mempunyai penyakit menular seperti: TBC, penyakit kuning, serta tidak mempunyai penyakit menahun: jantung.

7.      Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit turunan, seperti: DM; hipertensi, dan tidak mempunyai penyakit menular seperti: TBC, penyakit kuning, dan juga tidak mempunyai penyakit menahun: jantung.

a.       Pemeriksaan Umum
Keadaan umum  : baik                          lingkar kepala     SOB: 30cm    
Suhu                   :  36,7 OC                        MO: 31 cm   FO : 29cm         
Penafasan           :  64 x/menit
HR                     :  > 120 x/menit
BB sekarang       :  2400 gr
PB                      :  46 cm
                          
b.Pemeriksaan fisik
inspeksi
§  Kepala          :  semetris, tidak tampak chepal haematoma dan caput succedaneum
§  Ubun-ubun   :  Ubun-ubun besar dan kecil ada, tidak ada penyusupan pada suturanya
§  Muka            :  semetris, tidak tamap icterus dan sionosis
§  Mata             :  semetris, conjugtiva merah muda dan sclera putih
§  Hidung         : semetris, tidak tampak pernafasan cuping hidung
§  Telinga         :  semetris, tidak ada serumen, lubang telinga tampak dari luar
§  Kulit             :  kemerahan, tidak icterus dan sionosis
§  Mulut           :  simetris bibir bawah dan atas terbentuk, tidak tampak adanya cabiopola toskizis
§  Leher            :  semetris, tidak tampak pembesaran kelenjari tiroid dan pembendungan venajugularis
§  Dada            :  simetris, areola terbentuk dengan baik tidak terdengan pernafasan ronchi dan wheezing
§  Tali pusat      :  tidak ada infeksi basah, tidak berbau
§  Punggung     :  simetris, tidak benjolan
§  Genetalia      :  labia mayora menutupi labia minora
§  Anus             :  anus tampak berlubang
§  Akral            :  hangat
§  Ekstrimitas   :  ekstrimitas atas dan bawah simetris tidak tampak kelainan kongenita
§  Kaki             :  bergerak aktif, secara bersamaan kaki, dan tangan

Palpasi
·         Kepala       :tidak terdapat pembengkakan
·         Leher         :tidak terdapat pembengkakan kelenjar tyroid,vena jugularis, kelenjar limfe.
·         Telinga      :Tidak terdapat nyeri tekan
·         Abdomen  :Tidak terdapat hepatomegaly

Auskultasi
·         Dada         :tidak terdengar wheezing maupun ronchi
·         Abdomen  :Bising usus normal
Reflek
Reflek moro                :  (+) baik
Reflek rooting             :  (+)baik
Reflek sucking            :  (+)baik
Reflek tonick neck      :  (-)belum kelihatan
Reflek graf                  :  (+)baik
Antopometri
Lingkar kepala            : SOB: 30 cm, FO: 33cm, MO: 32cm
Lingkar dada               :  34 cm          
Lingkar lengan atas     :  11cm

Eliminasi
Miksi         :  -
meconeum :  -

Data Penunjang
·         Pemeriksaan golongan darah ibu : O
·         Pemeriksaan golongan darah anak: O

II.          Interprestasi
Tanggal :25-11-2011
Jam         :11.30 WIB
Dx    :  Bayi Ny. “L” Umur 1 hari dengan BCB SC BBLN
Ds     :  -
Do    :  KU                     :  baik                    BB : 3340 gr
            S                         :  36,5                    PB : 50 cm
            RR                      :  40x/menit      
            HR                     : 124x/menit
            Gerakannya kuat
            Bayi sudah bisa menetek
            Ibu Kooperatif
Kebutuhan   :     -     ASI ekslusif
-          Termoregulasi
-          Observasi TTV
-          Personal Hygiene
-          Kolaborasi dengan spesialis anak

III.       Identifikasi Masalah dan Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial   :  -
Masalah potensial     :  -

IV.       Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
-           
V.          Merencanakan Asuhan Yang menyeluruh (Intervensi)
Dx          : By Ny “L” umur 1hari dengan BCB SC BBLN
Tuj          : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam diharapkan keadaan bayi baik , tetap dalam keadaan normal dan sehat , tidak mengalami komplikasi seperti asfiksia , icterus , hipotermi , dll
Kriteria:
                   -     Frekuensi nafas                :30-60 x/menit
                   -     Denyut jantung             :  100-160 x/menit
                   -     Frekuensi nadi perifer   :  120-150 x/menit
                   -     Suhu tubuh                   :  36,5-37,2 0C
                   -     Akral Hangat
                   -     Bayi bisa minum ASI
                   -     Warna kulit kemerahan
Intervensi
1)      Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ Untuk menjalani komunikasi yang baik
2)      Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
R/ Dengan mencuci tangan dapat mencegah infeksi
3)      Lakukan perawatan tali pusat
R/ Menjaga agar tali pusat tetap kering dan tidak terjadi infeksi
4)      Latihan minum ASI dan ajarkan cara memberikan ASI (meneteki) yang benar
R/ Bayi mendapat nutrisi yang cukup dan ibu mengerti tentang cara meneteki yang benar
5)      Beri kehangatan pada Bayi
R/ Agar bayi tidak hipotermi
6)      Kolaborasi dengan spesialis anak
R/        Penanganan lebih efektif dan efisien



VI.       Implementasi
Tanggal/
Jam
Kegiatan
TTD
25-10-2011
11.30























16.00



17.00






17.30



18.00
1.Melakukan pendekatan terapiutik pada ibu dan keluarga dengan cara menyapa ramah dan sopan, memperkenalkan diri , menjelaskan tujuan yang akan dilakukan .
2.Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayinya dengan 13 langkah:
-Buka kran
-Basuh tangan dengan air bersih & mengalir
-Tuangkan sabun secukupnya
-Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
-Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan lakukan sebaliknya
-Gosok kedua telapak tangan
-Sisi dalam jari-jari kedua tangan saling mengunci
-Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan lakukan sebaliknya
-Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan lakukan sebaliknya
-Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan
-Gosok pergelangan tangan kiri
-Bilas kedua tangan
-Menutup kran dengan menggunakan siku
-Mengelap
3.Melakukan perawatan tali pusat dengan cara:
-membungkus tali pusat dengan kasa steril
-diganti setiap kali mandi/jika basah
4.Membantu ibu meneteki yang benar dengan cara:
-menempelkan perut bayi keperut ibu
-mendekatkan putingsusu kemulut bayi
-menempelkan putting susu kebibir bayi
-saat bayi sudah membuka mulut lebar , masukkan seluruh putting dan areola kemulut bayi
-menyendawakan bayi dengan meletakkan bayi dibahu ibu dan menepuk punggungnya.
5.Memberi kehangatan pada bayi dengan cara:
-Memberi lampu
-Dibedong
-Kepala bayi ditutupi
6.Melakukan advis dokter dengan hasil
-Injeksi neo K 1mg secara IM
-Tetes mata



VII.    Evaluasi
Tanggal 26 oktober 2011           Jam : 15.00 WIB
S       : -
O   :  KU      :  baik                               
         S          :  36,9OC                            RR:48x/m
         BB       : 3340 gr                           HR:120x/m
         Akral   :  hangat      
         Kulit    :  kemerahan
         Reflek hisap baik
         Bayi sudah pandai minum ASI
         Ibu kooperatif mau meneteki bayinya
A   :  Bayi Ny. “L” umur 2 hari  dengan BCB SC BBLN
P    :  - Perawatan bayi sehari hari
-   Latihan ASI
-   Tetap menjaga kehangatan
-   Observasi TTV













   Tabel Perkembangan
Tanggal : 27-10-2011
Jam                     :21.00

S:-
O:K/U :baik
   Kes: Composmentis
   TTV : S:37 C
      RR: 46x/m
-Ibu kooperatif mau meneteki bayinya
-Bayi sudah pandai minum ASI
A:By NY “L” umur 3hari BCB SC BBLN dengan keadaan umum baik
P:-Intervensi dihentikan , bayi KRS
   -ASI Ekslusiv sampai 6bulan
   -Personal Hygiene
   -Follow up 1 minggu lagi 3 oktober 2-11 atau jika ada keluhan



            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar