rotatesnake

rotatesnake
pantai BeduL,,,Banyuwangi city_

Selasa, 04 Oktober 2011

The Legend of NARSIS

ne contoh  Bidan2 narsis,,,xixixii






Entah udah berapa kali wajah kita mampang didepan kamera, tentunya udah tidak terhitung banyaknya kan!!
hampir setiap hari,setiap waktu kegiatan tersebut menjadi hobi alami kita,hmm...dimanapun foto menjadi tradisi yang tak bisa ditinggalkan, di kampus foto, dkamar foto, di sungai foto, ada patung bagus diajak foto(untungnya patungnya mau hehehe),ada tempat bagus foto, ada momen menarik foto,hmmm...bahkan dikamar mandi pun masih foto, ckckckk...betapa narsisnyaa euy.

Kata narsis cukup populer dalam pergaulan sehari-hari, khususnya di perbincangan anak remaja. Kata narsis biasanya dipadankan dengan terlalu pede atau sok gaya. Sebenarnya kata narsis sendiri berasal dari istilah di dunia psikologi Narcissm (narsisme). Sedangkan isilah psikologi tersebut diinpirasi oleh salah satu tokoh mitologi Yunani “Narccisus”. Panjang kan?
dongengnya begini ne???

ne adalah gambar ilustrasi Narcissus menurut sejarah yunani kuno,


alkisah,,,
Konon tersebutlah seorang pemuda yang sangat tampan, Narccisus, putra Kifisos. Saking tampannya banyak peri-peri yang jatuh cinta dan berdebar-debar bila memandangnya. Narccisus menyadari dan bangga akan kelebihannya tersebut. Ia seringkali merendahkan peri-peri yang mengejar-ngerjar dirinya. Salah satu peri yang tergila-gila pada Narccisus adalah Echo, yakni peri yang jelita namun sayangnya sulit berbicara dan hanya mampu mengulangi kata terakhir dari kalimat yang didengarnya.
Suatu hari, Echo melihat Narccisus yang sedang bercengkrama di dalam hutan. Karena kurang percaya diri, Echo hanya berani menguntit dan mengintip idolanya dari balik semak. Narccisus sadar bahwa ada seseorang yang mengikutinya, dan berteriak, “Hai..siapa yang mengintipku?”
“Kku!”, jawab Echo
“Dimana engkau?”, lanjut Narccisus, “Ke sini!”
“Sini”, sahut Echo, namun belum berani menampakkan dirinya
“Keluarlah, aku ingin melihatmu”, Narccisus berkata dengan suara yang lebih lembut seakan memberi harapan.
Dengan dada berdebar, Echo memperlihatkan dirinya dengan senyuman penuh harap, “Melihatmu”, ujarnya malu-malu.
Sayangnya respon Narccisus tidak seperti yang Ia harapkan. Dengan pongah Narccisus berteriak, “Enyahlah, kau pikir aku menyukaimu? Tolol!”
“Tolol”, seketika Echo tersedu dan menjauh ke dalam hutan dengan sejuta kekecewaan.
Afrodite – dewi asmara yang rupawan- mengetahu kejadian itu dan geram melihat kepongahan Narccisus. Ia tidak ingin membiarkan kelakuan Narccisus ini berkelanjutan. Oleh karena itu Ia merencanakan suatu ganjaran untuk kesombongan pemuda tampan itu.
Suatu hari, ketika Narccisus sedang berjalan-jalan di hutan dan menemukan suatu kolam yang airnya sangat jernih. Kolam tersebut berada di tengah hutan yang rindang dan tenang, bahkan angin tidak menggerakkan permukaan air bening bagai kristal tersebut. Seketika itu timbullah rasa haus yang mendorong Narccisus untuk meminum air kolam nan jernih tersebut. Saat Narccisus membungkukkan badannya mendekati permukaan kolam, Ia melihat bayangan wajah tampannya dan sejurus kemudian, Eros, putra kecil Afrodite dengan ijin ibunya melepaskan anak panah ke jantung hati Narccisus. Akibatnya Narccisus diliputi perasaan cinta akan pantulan wajah yang Ia lihat di permukaan kolam yang tenang. Tak puas-puasnya Ia mengagumi wajah tersebut samapi timbu keinginan untuk menyentuh dan mencium wajah itu. Saat Narccisus menyentuhkan bibirnya ke permukaan kolam, air kolam menjadi beriak sehingga wajah yang semula tampan menjadi berlipat-lipat. Betgitu pula ketika Narccisus ingin merengkuhnya. Bayangan tersebut seketika menghilang. Berulang kali, Ia mencoba dan semakin putus asa dirinya.
Berhari-hari Narccisus duduk terpekut di tepi kolam menatap wajah yang dikaguminya, tidak makan atau minum. Merski tubuhnya semakin lemas, Ia tidak pernah berpikir untuk meninggalkan wajah yang dikaguminya sampai ajal menjemputnya. Narccisus tergelatak tak bernyawa di tepian kolam berair jenih.
Maka berdukalah peri-peri hutan pengagum Narccisus, termasuk Echo yang tidak pernah sakit hati walau mendapat perlakuan buruk Narccisus. Ia menangis di samping jenazah Narccisus sampai Echo tertidur saat malam menjelang. Keesokkan paginya, Echo terkejut tidak melihat mayat Narccisus melainkan tumbunya sekuntum bunga yang harum. Sedangkan Echo masih belum mampu menahan kesedihan hatinya, dan berjalan tidak menentu.
Bunga tersebut lalu dinamakan bunga narsis. Di Yunani, bunga itu biasa digunakan dalam upacara pemakanan. Sedangkan menurut legenda, Echo masih ada di dalam hutan. Bilamana kita berteriak keras dan tiba-tiba terdengar akhir kata yang kita ucapkan berarti Echo ada di sana.
tapi itu hanyalah sekelumit narsis menurut mitos Yunani kuno, kalau narsis dalam dunia psikologi,,,
♥ J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi
1.cinta-diri, perhatian yang sangat berlebihan kepada diri sendiri
2.satu tingkat awal dalam perkembangan manusiawi, dicirikan secara khas dengan perhatian yang ekstrim kepada diri sendiri , dan kurang tidak adanya perhatian pada orang lain . Narsisme ini bisa terus menerus , dan berlanjut sampai memasuki masa kedewasaan sebagai satu bentuk fiksasi (psikoanalisa)
Dalam dunia psikoanalisa , narsisme dimasa dewasa mengindikasikan adanya fiksasi atau perkembangan yang infantil .Bisa dikatakan bahwa narsisme merupakan indikasi kepribadian orang dewasa yang tidak matang . Oleh karenna itu narsisme merupakan salah satu gangguan kepribadian (personality disorder) yang merujuk pada kurang mampunya beradaptasi dengan orang lain.


Akan tetapi ,Kalau direnungkan , istilah narsis yang populer dalam perbincangan sehari-hari tidak sepenuhnya sama dengan asal muasal kata tersebut dibidang psikologi , yah,,,,mungkin ada kesamaan ,namun belum tentu orang yang sehari-hari mendapat julukan narsis memiliki kesulitan dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Apalagi kalau cuma dijuluki narsis gara gara suka foto sana sini. TENANG saja , yang satu ini masih dalam batas NORMAL kok , belum digolongkan dalam salah ssatu gangguan diatas.


Sumber : Musik Dewa-dewa, karya Menelaos Stephanides dan Yannis Stephanides, terbitan PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1989)
 kamus lengkap Psikologi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar